Laman

Entri Populer

Unknown On Sabtu, 08 Agustus 2015

  Menduakan Tuhan

Suatu hari mbambung sedang jatuh sakit di rumahnya, sudah berapa hari ini dia demam tinggi, mual, mencret yang tak kunjung henti, dan bebrapa komplikasi lainnya. Entah penyakit apa yang sedang di derita oleh mbambung.

Karena kasihan para tetangga dan sahabat mbambung menjenguk di rumahnya, salah satunya adalah gudel dan cukrik. Mereka berdua hari ini menemui mbambung yang sedah tergeletak tak berdaya di kasur kamarnya.

"mbung ayo kuantar kau kedokter" ... gudel memulai pembicaraannya ke mnambung.

"dengan uangnya siapa aku ke dokter del ? uangnya mbah mu ta?"... dengan terbatuk mbambung menjawab.


gudel dan cukrik kebingungan menjawabnya karena mereka juga sama dengan mbangbung, hidup mereka sebatang kara dan tak ada uang, rumah pun masih beralaskan tanah beratapkan jerami.


"sudah, krik ambilkan saja aku air dan del, tolong ambilkan aku kembang tujuh rupa yang sudah kusiapkan di atas meja makan... mbambung memerintah membuyarkan kebingungan dari gudel dan cukrik. 

Segera gudel dan cukrik memberikan apa yang mbambung minta.

"untuk apa itu semua mbung ?" tanya cukrik, gudel yang tadinya ingin bertanya hal yang sama, urung bertanya, hanya memperhatikan.

"ini untuk mengobati penyakitku "  ujar mbambung sambil meminum air yang sudah di campur dengan kembang tujuh rupa


gudel dan cukrik saling berpandangan heran. Pikiran mereka penuh dengan pertanyaan.

"kalian pasti berfikir bahwa ini syirik ?" , seperti tahu apa yang difikirkan oleh sahabat-sahabatnya mbambung berbicara.

"apa bedanya memang obat yang di berikan dokter dengan air kembang tujuh rupa ini ?" ... gudel dan cukrik hanya terdiam, membiarkan mbambung berbicara

"tak ada bedanya keduanya sama-sama  bisa menjadi perantara tuhan untuk menyembuhkanku" .

"Syirik tidak syirik bukan bergantung pada bendanya tapi pada niat kalian, pada hati kalian".

"Kalau aku kedokter dengan pikiran bahwa dokter itu dan obatnya yang akan menyembuhkanku, maka secara tak sadar aku telah menduakan tuhan, jadi syirik lah aku"

"dipikir yang menyembuhkan itu dokter sama obat nya ?, tidak yang menyembuhkan itu tuhan".

"dan tuhan sesuka-suka hatinya dia mau menyembuhkan dengan perantara apa, bisa lewat dokter, dedaunan ataupun air kembang tujuh rupa yang aku minum tadi"

"maka aku minum air tadi dengan kesadaran penuh, jika tuhan akan menyembuhkan ku, ini ikhtiarku, karena tak mampu untuk ke dokter"

"kita sering tak sadar sering menduakan tuhan, dengan uang, dengan ilmu, bahkan sampai dengan masjid pun tuhan kita duakan"

"lihat terkadang ada masjid yang di gembok ketika malam tiba, seakan-akan mereka yang menggembok sedang menuhankan masjid"

"dan ternyata kita masih belum mengerti ketauhidan"

lelah berbicara, mbambung batuk kemudian tertidur. Gudel dan cukrik yang terbengong-bengong mendengarkan mbambung bicara tadi, bergegas pulang takut mengganggu istirahat mbambung. Di perjalanan mereka berdua berbicara "edaaan si mbambung itu"