Laman

Entri Populer

Unknown On Kamis, 13 Juni 2013

"bukan indahnya lautan yang membuatku tertegun 
bukan pula awan yang berarak yang membuatku melayang 
tetapi perjalanan bersamamu teman membuat diriku selalu berlari"

Kisah ini sebenarnya sudah pernah di tulis oleh sahabat saya yang bernama Wildan, biasa di panggil tebo. Sudah cukup detail dia menceritakan perjalanan ini di blognya (http://semoetliar.blogspot.com/2013/03/ekspedisi-pra-proposal-edisi-arek-pantai.html). Tetapi sekarang saya mencoba bercerita dengan gaya saya sendiri. Tentu saya dan tebo mempunyai gaya yang berbeda terlebih tebo punya banyak bulu dan saya hampir tidak ada ( hehehehe ampunnn bo ). Ya sudah langsung saja, gak pake lama, silahkan membaca cerita saya. Semoga mata anda tidak lelah membacanya hehehe. 

Jejak Liburan 

Saya tidak tahu bagaimana mulanya,perjalanan ini bisa dimulai. Yang jelas saat itu aroma rumah masih tercium dari badan saya. Saya baru saja kembali ke kota surabaya dari rumah saya di bekasi. Ya jejak-jejak liburan akhir semester ganjil masih berbekas dibenak saya.  

Masih dalam keadaan lelah karena baru sampai. Seorang teman berkata pada saya "mik, ikut nyok kepantai sanggar" (saya lupa siapa yang mengajak saya, tapi kalo gak salah teman-teman saya yang satu kontrakan dengan saya). "wah boleh tuh, kapan berangkat?"kata saya balik bertanya. "Hari jumat bsk langsung cao " teman saya menjawab. "Siplah" Jawab saya singkat.

Sebenarnya saya tidak tahu dimana letak pantai sanggar, tapi kalo kata orang sunda mah "sabodo teuing" alias masa bodo. Dipikiran saya saat itu hanyalah "saya akan kembali bercengkrama dengan alam".

Baru beberapa hari setelah saya diajak untuk ikut, saya baru mengerti pantai sanggar itu terletak di tulungagung hehehehe.

Malam Keberangkatan

Jam tangan saya sudah menunjukan pukul 19.00 WIB, tetapi tanda-tanda keberangkatan sepertinya belum nampak. Yah, memang rencananya kami akan lepas landas jam 7 malam, tetapi apa daya budaya jam karet kelihatannya masih sangat melekat di kami. Walhasil waktu keberangkatan molor 2 jam dari jadwal semula.

Perjalanan kali ini agak istimewa karena diikuti oleh 23 orang termasuk saya. Kendaraanpun juga cukup mewah tersedia 2 mobil avanza sewaan dan 4 motor yang bisa dipakai. Kamipun dibagi-bagi untuk mengisi kendaraan tadi. Inilah list para peserta yang mengikuti perjalanan impian ini :

-saya (Miko)
-wildan( Tebo)
-Arif (kirik)
-Ridhwan (gibal)
-Holiz
-Amar
-Nizar
-Kamal (imung)
-Kahfi
-Andi
-Dimas
-Edo
-Adit
-Zuhdi (beji)
-Hadi
-Danar
-Bayu (ganteng)
-Bayu (jarwo) 
-Warin
-Budi
-Aini
-Kurnia
-Tica

Untuk konfigurasi siapa-siapa saja yang ada dimobil dan di motor saya agak lupa, yang jelas saat itu saya berboncengan dengan imung memakai motor. Oh iya sedikit catatan kami harus bersusah payah dulu ke rumah jarwo untuk menjemput dia hehehehe.

Di jalanan ( dari kena tilang sampai melihat dinosaurus )

Selalu saja ada yang tidak terduga pada setiap perjalanan, tidak terkecuali perjalanan ini. Ada saja cerita, walaupun itu masih di jalanan. Dari saya yang kena tilang sampai saya yang melihat dinosaurus. Benar cerita yang bermula dari saya dan berakhir di saya pula hehehe.

Saya pacu motor saya di jalanan surabaya yang sedikit lowong. Terpaan angin malam tak membuat saya layu. Walaupun mengendara hanya dengan helm, kaos dan celana pendek seadanya. Pikiran saya fokus pada jalanan, terpatri pada satu tujuan yaitu rumah teman saya yang di tulungagung, teman saya itu bernama selpha. Memang kami berencana sebelum menuju pantai, kami beristirahat sejenak dirumahnya.

berfoto sejenak di SPBU
Saya berkendara cukup kencang. Sampai-sampai teman-teman saya yang menaiki mobil tertinggal di belakang saya. Di depan saya hanyalah teman-teman saya yang mengendarai motor juga. Sedang asyiknya saya memacu kuda besi ini, dikejauhan saya melihat ada razia sepeda motor. Saya lupa di daerah mana razia itu terjadi, yang jelas razianya ada di pinggir jembatan layang. Sebenarnya tidak akan menjadi masalah seandainya saya membawa lengkap semua perlengkapan berkendara. Namun kali ini saya sedang tidak beruntung, STNK dan SIM saya ada di mobil . .. Mati gue !!! kata saya dalam hati.

Dengan keadaan yang seperti itu , spontan saya meminta imung untuk bertukar posisi . Tetapi sialnya pertukaran itu ketahuan sama salah satu polisi yang sedang berjaga... ITU NGAPAIN!!! AYO MAJU!!! gertak nya. Saya cuma bisa nyegir kecut... "anjirr knpe juga tuh polisi ada disitu kagak kelihatan" gerutu saya lirih.

Ya akhirnya apa mau dikata kenalah kami razia. Teman-teman kami (saya dan imung ) sih sudah lolos razia.
Tetapi saya berkata pada polisinya... "pak tunggu lah sebentar STNK saya ada di mobil teman saya, sebentar lagi mereka muter balik pak"...
"loh seharusnya perlengkapan berkendara itu nempel di badan" ujar polisi itu sedikit mengintimidasi
"oh iya pak"... kapan-kapan saya pakein lem sekalian biar nempel kagak lepas-lepas... balas saya dengan becanda.
"ya sudah saya tungguin... tapi sini dulu kunci motornya, biar saya pegang"... kata  polisi mengalah.
Sembari turun dari motor , saya serahkan kunci motor kepada polisi tadi.

Sebenarnya ada sedikit keajaiban tadi waktu razia. Seharusnya SIM saya juga kena karena saya juga tidak membawa SIM. Tetapi imung dengan cerdas dan sigap menyerahkan SIM nya ke polisi. Entah karena wajah kami mirip, atau juga karena sedang gelap , atau mungkin juga mata polisinya yang rada error . Tanpa curiga dia percaya kalo itu SIM saya.. hahaha.

Ada juga sedikit insiden dengan polisi preman disitu. Insiden itu terjadi karena teman-teman saya yang memakai motor ternyata kembali menghampiri saya dan imung. Hal ini ternyata membuat risih polisi preman tersebut. (padahal mah polisi yang benerannya kagak nape-nape, dianya aja emang rada belagu pake bawa-bawa katana segala ... hahaha ).
Tanpa banyak bicara polisi preman tadi langsung membentak "NGAPAIN KALIAN DISINI?... UDAH SANA , SEPET SAYA LIAT MUKA KALIAN".
eh busyet dikata gw kagak sepet liat mukalu... kata saya tanpa suara. ya akhirnya teman-teman saya dengan tampang kesal beralih dari tempat saya dan imung berdiri.

Singkat cerita, setelah bermacam-macam kejadian tadi. Saya berhasil melewati razia. Kali ini dompet, saya kantongi untuk berjaga-jaga hehehe.

Setelah itu perjalanan berjalan lancar tanpa hambatan Hanya ketika kami memasuki daerah kediri ban saya bocor. Tapi masalah itu bisa segera diatasi, Di sini pulalah saya meminta imung untuk bertukar posisi. Karena ngantuk sepertinya mulai menguasai saya.

Motor terus melaju kencang di jalanan yang lenggang. Angin malam mulai membius saya, menawarkan kenikmatan untuk tertidur. Saya mencoba untuk tetap terjaga walaupun berat. Di tengah usaha saya untuk tetap terjaga ternyata malam memberikan saya halusinasi disepanjang jalan. Saya melihat dinosaurus-dinosaurus Zaman Triassic seperti T-rex, brontosaurus dan kawan-kawannya. Berkeliaran di pingir-pinggir jalan. Kaget memang saya, tetapi karena saya tidak dalam keadaan sadar seutuhnya saya masa bodo dengan itu, toh saya juga memang menyukai dinosaurus hehehe.

Yang tidak saya duga dan sadari adalah ternyata sang supir imung juga ngantuk. Ini menyebabkan kami berdua hampir saja jadi penyetan gara-gara hampir tergilas truk. Kejadiannya begitu cepat saya yang masih berhalusinasi kaget, mendengar suara klakson dan melihat sorot lampu jauh dari truk. Truk itu melaju dengan cepat ke arah kami. Beruntung imung segera tersadar dan berkelit pada saat yang tepat. Sejak saat itu kesadaran saya kembali, halusinasi saya tak kembali lagi, kantuk saya hilang. Memang shock terapi bener-bener tadi.

sesaat setelah kejadian tadi imung pun bercerita. Ternyata dia juga mengantuk dan berhalusinasi. Tetapi halusinasinya bukan dinosaurus seperti saya , dia berhalusinasi mengejar motor di depan kami tidak sampe-sampe. hadeuhh macam-macam saja hahaha.

Mendapat Teman Baru  

Waktu itu Saya sedang duduk-duduk di teras rumah Selpha, menikmati udara perdesaan. Lalu datanglah seorang wanita dengan rambut hitam memanjang, tubuh yang semampai tidak terlalu tinggi atau pendek, tidak terlalu gemuk atau kurus semuanya proposional , wajah yang enak dipandang walaupun make up agak  berlebihan menurut saya. Waktu itu yang ada difikiran saya adalah "ini siapanya selpha ya??".

Saat itu saya lupa apakah saya memperkenalkan diri ataukah diperkenalkan oleh selpha ke teman-teman. Tetapi yang jelas akhirnya kami mengetahui kalau dia bernama ike.

Ternyata ike adalah teman SMA nya selpha (silahkan di kroscek kalau salah ) dia akan bergabung dengan rombongan kami menuju pantai sanggar.

Saya jadi ingat sebuah pepatah tentang sebuah perjalanan begini bunyinya :
" perjalanan tidak hanya akan membuatmu mengetahui dunia tetapi dia juga akan membuat kamu mendapatkan keluarga baru "... itu terbukti di perjalanan ini.

Menuju Tujuan 

Saya lupa tepatnya pukul berapa kami berangkat dari rumah selpha menuju pantai sanggar. Mungkin sekitar jam 9 an waktu itu. Yah kami siap berangkat setelah semua keperluan sudah disiapkan. Selain itu kami mendapatkan rombongan baru selain selpha dan ike tadi, ada juga kakaknya selpha yang bernama andi. kami memanggilnya dengan embel-embel "mas" di depannya. Terus teman-teman kami yang satu jurusan dan satu kampus juga ikut dengan kami. Mereka adalah Fauzi, Fendi dan ewing. Kebetulan rumah mereka juga di tulungagung. Dengan tambahan rombongan ini konfigurasi tempat duduk di mobil dan motor harus di atur kembali.

Di perjalanan kami menyempatkan diri mampir ke Indomaret. Disana kami membeli logistik untuk keperluan di pantai. Rencananya kami akan bermalam dan mendirikan tenda disana.Beji yang bertugas sebagai EO nya membeli sekardus aqua 1L yang berisi 12 botol  dan sekardus mie. Saya sempat berfikir sebenarnya " apakah 12 botol mencukupi untuk minum 23 orang anak ditambah lagi buat merebus mie ?" teman-teman yang lainnya juga sudah memberitahu ke beji ini. Tetapi dia meyakinkan teman-teman bahwa ini sudah mencukupi. Tetapi saya yang tetap tidak yakin akhirnya membeli 2 botol aqua 1L lagi untuk berjaga-jaga juga beberapa makanan ringan, sekedar untuk mengisi tenaga nanti.

Selepas dari indomaret kami melanjutkan perjalanan. Tidak banyak cerita sebenarnya di perjalanan ini. Paling-paling hanya cerita tentang jalanan yang ternyata rusak , menanjak dan berkelok. Bagi kami yang mengendarai motor saja jalanan ini cukup berbahaya, apalagi untuk yang mengendaarai mobil. Di perlukan keahlian mengemudi yang tinggi untuk melewati jalan ini.

Ada sedikit cerita juga dari dalam mobil yang ditumpangi oleh tebo Ketika kami di SPBU mengisi bensin. Hanya mobil yang di tumpangi tebo yang tidak mengisi bensin. Usut punya usut ternyata si empunya mobil yang meyakinkan bahwa bensinya akan mencukupi sampai pantai nanti. Namun melihat jalanan yang demikian, membuat keyakinan tadi berubah menjadi keraguan. Tetapi pada akhirnya mobil bisa sampai tujuan tanpa kekurangan bensin. hahaha
  

Lotek,lotek,lotek 

Nongkrong di warung lotek
Satu setengah jam kami ada di jalanan. Akhirnya kami tiba di sebuah rumah. Di rumah inilah kami menitipkan motor-motor dan mobil-mobil kami. Di depan rumah itu terdapat warung yang nampaknya menyediakan makanan juga. Jika dianalogikan dengan naik gunung, tempat ini seperti pos pendakiannya.

Teman-teman yang lapar memesan makanan di warung tadi, entah apa namanya kalo di jawa timur dan jawa tengah. Tetapi bagi saya dan teman-teman yang berasal dari jawa bagian barat menyebut makanan itu dengan LOTEK. Makan dan minum disini tidaklah mahal seperti yang saya kira, malah bisa dikatakan muran. Seporsi lotek yang kalo dirumah saya bisa seharga Rp.7000,00 disini hanya Rp.3000,00. Segar sari susu soda yang biasanya saya beli dengan harga Rp.2000,00 disini hanya Rp.500,00. Murah bukan ???

Perjalanan dengan kaki

Dari sini perjalananan dilakukan dengan berjalan kaki. Karena itu saya tadi tidak makan, takut mual atau sudukan di jalan. Walaupun lapar saya tetap menahan diri.

Sapi-sapi
Pertama kali kami akan memulai perjalanan kami disambut oleh sapi-sapi yang melenguh. nampaknya sapi-sapi itu punya warga sekitar. Sampai di kandang sapi ini jalan masih landai . tetapi sesudahnya ternyata kita harus menapaki bukit sampai puncaknya untuk bisa terus melanjutkan perjalanan.

Tanjakan di bukit tadi nampaknya memakan korban pertamanya,ada diantara kami yang ternyata muntah-muntah karena habis makan sebelumnya. Saya sendiri tidak tahu detainya karena saya ada di barisan paling belakang bersama imung dan aini.

Pantai ngalur 

kepulan awan di pantai ngalur
Setelah satu jam berjalan kami semua akhirnya sampai di pantai ngalur. Awalnya saya pikir pantai ngalur ini adalah pantai sanggar. Namun mas andi memberitahukan bahwa ini bukanlah pantai sanggar tetapi ini pantai ngalur. Pantai sanggar yang kami tuju ada di timur pantai ngalur.

Kami mendirikan tenda di pantai ngalur ini. Pantai yang menakjubkan buat saya dengan anginnya yang berhembus sepoi, pasirnya yang putih dan samudra hindianya yang menantang. Kami setelah mendirikan tenda bermain-main dengan ombak-ombak yang bergulung-gulung kompak. Sungguh indah sore itu .

Pantai Impian (pantai sanggar)

Dreamland
Sedang asyik bermain. Tiba-tiba mas Andi mengajak kami ke pantai sanggar. Beberapa teman memilih untuk tetap tinggal dan berfikir besok pagi saja baru mereka ke sana. Tetapi saya, warin, wildan , selpha dan kurnia (saya rasa masih ada beberapa lagi yang ikut tetapi saya lupa hehehe) memilih ikut ajakan mas andi.

Kami berjalan menyusuri jalan ke pantai sanggar. Ternyata cukup dekat jaraknya dari pantai ngalur  tidak sampai 15 menit kami sudah sampai. Di pantai sanggar ternyata memiliki sumber air payau yang hangat. Sumber air payau cukup nikmat untuk dijadikan pembasuh tubuh yang bertaburan garam air laut.

Pantai sanggar ternyata memang indah. Entah ada berapa banyak lagi keindahan yang ada di tanah ini yang belum saya lihat. Sambil melihat cakrawala saya berkata "aku bersyukur terlahir dari tanah ini". 

bersatu dengan alam, memahami pencipta

Berfoto sebelum berjalan
Sebuah nama, Sebuah cerita


Para pembajak sawah

Cover album
Bidadari-bidadari air payau


meski letih, tak pernah berhenti untuk melangkah
Tempat untuk berteduh
foto terakhir sebelum melangkah pulang

sanggar beach

Penutup 

Ada banyak cerita disini, ada banyak kenangan disini namun tak mampu saya untuk menuliskan semuanya. Tentang malam yang berbintang, tentang laut yang beriak, tentang nada-nada yang berdendang di sunyinya alam, tentang romansa yang terukir, tentang persahabatan yang tak berakhir, tentang hidup yang difikirkan. Semuanya itu tak mampu saya tuliskan, biarkan saja menjadi kesan bagi kalian yang merasakan.

"jejak-jejak yang kita tinggalkan disini 
mungkin hilang tersapu ombak
Semua suara yang kita dendangkan 
di malam berbintang 
pasti hilang terbawa angin
tapi kawan tahukah engkau 
gaung mu tetap abadi disini"






3 Responses so far.

  1. zuhdi says:

    membaca cerita ini membuat saya terharu. Indahnya kebersamaan. hehehe

  2. Unknown says:

    selalu ada kebersamaan di setiap perjalanan :)

  3. Anonim says:

    yang paling juara, dari segitu banyak orang bawa air cuma 10 botol doang. gara2 orang yang terlalu santai