Laman

Entri Populer

Unknown On Rabu, 12 Juni 2013

Pernakah kita berfikir???... sesungguhnya kita dan 99,8% penduduk dunia adalah orang miskin yang tidak pernah mempunyai uang. Hanya 0,2% dari kita yang benar-benar mempunyai uang. Kita selama ini telah dibodohi, diperbudak dan dipenjara oleh sebuah sistem. Tetapi kita tidak pernah menyadari itu. Sistem ini telah melenakan kita, dengan kemewahan yang kita punya. Namun layaknya sebuah bom waktu yang bisa saja meledak kapanpun , begitu juga sistem ini jika sewaktu-waktu kolaps, maka 99,8 % penduduk dunia akan terancam menjadi gelandangan semua. Yah sistem ini yang saat ini dinamakan sistem ekonomi dunia. 
Saya akan jelas kan bagaimana sistem ini bisa menghancurkan kita. Penjelasan ini saya sadur dari buku "masa lalu uang & masa depan dunia" terbitan pustaka pohon bodhi.  Saya rasa penjelasan di buku ini sudah cukup sederhana untuk menerangkan sistem ekonomi yang ada. Jadi saya tidak perlu menyederhanakannya lagi. 

Fabian sangat bahagia karena dia akan menyampaikan sebuah
pidato ke masyarakat besok. Dia selalu menginginkan kekayaan
dan kekuasaan dan sekarang impiannya akan segera menjadi
kenyataan. Dia adalah seorang tukang emas, mengukir emas
dan perak menjadi perhiasan, tetapi semakin lama semakin
tidak puas karena harus bekerja keras dalam hidupnya. Fabian
menginginkan kesenangan, dan juga tantangan, dan sekarang
rencana barunya siap untuk dimulai.

http://www.relfe.com/plus_5_indonesian_files/image002.gif 
Selama puluhan generasi, masyarakat terbiasa dengan sistem
perdagangan barter. Seseorang akan menghidupi keluarganya
dengan memproduksi semua yang mereka butuhkan ataupun
mengkhususkan diri dalam perdagangan produk tertentu.
Kelebihan dari yang dia produksi, akan dia tukarkan dengan
kelebihan barang lain yang diproduksi orang lain.
Pasar setiap hari ramai dan bersemangat, orang-orang
berteriak dan melambaikan dagangannya. Sebelumnya pasar
adalah tempat yang menyenangkan, tetapi sekarang jumlah
orang terlalu banyak, pertengkaran pun semakin banyak. Tidak
ada lagi waktu untuk ngobrol dan bercanda, sebuah sistem
yang lebih baik mulai diperlukan. 

 
Secara umum, orang-orang relatif bahagia, dan mereka
menikmati buah dari hasil kerja keras mereka.
Di setiap komunitas dibentuk sebuah pemerintahan yang
sederhana yang tugasnya menjaga agar kebebasan dan hak
setiap anggota masyarakat dilindungi dan untuk memastikan
bahwa tak seorang pun akan dipaksa untuk melakukan hal
yang tidak dia inginkan oleh siapapun juga.
 
INI ADALAH TUJUAN SATU-SATUNYA DARI PEMERINTAH
(GOVERNMENT) DAN SETIAP ANGGOTA PEMERINTAH DIPILIH
SECARA SUKARELA OLEH ANGGOTA KOMUNITAS YANG ADA.

Namun, ada masalah yang tidak bisa mereka selesaikan di
perdagangan pasar sehari-hari... Apakah sebelah pisau senilai
dengan dua keranjang jagung? Apakah seekor kerbau lebih
berharga dari seekor ayam...? Orang-orang menginginkan
sistem yang lebih baik.
Fabian mengiklankan diri kepada masyarakat, “Saya punya
solusi atas masalah barter yang kita alami, dan saya
mengundang kalian semua untuk sebuah pertemuan publik
besok harinya.”

Besok harinya orang-orang pun berkumpul di tengah kota dan
Fabian menjelaskan kepada mereka konsep tentang “uang”.
Masyarakat yang mendengarkan pidatonya terkesan dan ingin
mendengar lebih banyak.
 
“Emas yang saya produksi menjadi perhiasan adalah logam
yang luar biasa. Dia tidak akan berkarat, dan bisa bertahan
sangat lama. Saya akan membuat emas dalam bentuk koin dan
kita akan menyebut setiap koin dengan nama dolar”
Fabian menjelaskan konsep tentang nilai, dan bahwa “uang”
akan menjadi medium pertukaran barang, sebuah sistem yang
lebih baik daripada barter.
Salah satu dari anggota pemerintah bertanya “Tetapi orang
tertentu bisa menambang emas sendiri dan membuat koin
untuk diri mereka sendiri”

“Ini tidak boleh diterima” kata Fabian. “Hanya koin-koin yang
disetujui pemerintah yang boleh digunakan, dan kita akan
membuat stempel khusus di koin-koin tersebut.” Ini
kedengarannya masuk akal dan orang-orang pun mulai
menyarankan agar setiap orang mendapatkan sama banyak.
“Tetapi saya yang paling pantas mendapatkan lebih” kata si
pembuat lilin. “Tidak, saya lah yang berhak mendapatkan
lebih,” kata si petani. Dan pertengkaran pun dimulai.

Fabian membiarkan mereka bertengkar selama beberapa saat,
kemudian berkata, “Karena tidak ada kesepakatan di antara
kalian semua, biarlah saya yang menentukan angkanya buat
Anda. Tidak ada batasan berapa koin yang akan Anda dapatkan
dari saya, semua tergantung kemampuan Anda untuk
membayar. Semakin banyak yang Anda dapatkan, semakin
banyak yang harus Anda kembalikan tahun depan.”

“Lalu apa yang akan kamu dapatkan?” kata salah satu
pendengar.

“Karena saya yang menyediakan jasa ini, yaitu suplai uang,
maka saya berhak mendapatkan bayaran dari kerja kerasku.
Untuk setiap 100 koin yang Anda dapatkan dari saya, Anda
akan membayarkan kembali kepadaku sebanyak 105 koin
tahun depannya. 5 koin ini adalah bayaranku, dan saya akan
menyebutnya bunga.”

Kedengarannya tidak terlalu buruk, lagipula 5% sepertinya
tidak banyak. Maka orang-orang pun setuju. Mereka sepakat
untuk bertemu seminggu kemudian dan memulai sistem baru
ini.

Fabian tidak membuang waktu. Dia membuat koin emas siang
dan malam, dan seminggu kemudian dia pun siap dengan
koinnya. Orang-orang antri panjang di depan tokonya. Setelah
dicek dan disetujui oleh pemerintah, koin emas Fabian resmi
diedarkan. Sebagian orang hanya meminjam sedikit koin,
setelah itu mereka segera pergi ke pasar mencoba sistem baru
ini.
 
Masyarakat segera menyadari sisi baik dari sistem ini, dan
mereka pun mulai menilai harga setiap barang dengan koin
emas atau dolar. Orang-orang memberikan harga pada
dagangannya sesuai dengan usaha untuk memproduksi barang
tersebut. Barang yang mudah diproduksi harganya lebih
rendah, dan barang yang sulit diproduksi harganya lebih mahal.


 
Alan adalah seorang tukang jam. Satu-satunya di kotanya. Jam
yang dia buat sangatlah mahal, tetapi orang-orang bersedia
membayar untuk mendapatkan jam yang dia buat. Dan
kemudian ada seorang lain yang juga mulai membuat jam dan
menjualnya dengan harga yang lebih murah. Alan pun terpaksa
menurunkan harga jamnya. Kedua orang ini bersaing
memproduksi jam dengan kualitas terbaik dengan harga yang
lebih murah. Ini adalah asal muasal dari apa yang kita sebut
kompetisi.

 
Hal yang sama terjadi juga kepada para kontraktor, operator
transportasi, akuntan, petani, dan lainnya. Para pembeli selalu
memilih transaksi yang menurut mereka paling menguntungkan, 
mereka memiliki kebebasan untuk memilih.
Tidak ada perlindungan buatan semacam lisensi ataupun cukai
tarif untuk menghambat orang-orang memulai perdagangan.
Standar hidup masyarakat mulai meningkat, dan tak lama
kemudian orang-orang pun tidak bisa membayangkan sebuah
sistem perdangan tanpa uang.

Setahun kemudian, Fabian pun mulai mendatangi orang-orang
yang berhutang kepadanya. Orang-orang tertentu memiliki
koin emas lebih dari yang mereka pinjam, tetapi ini berarti ada
orang lainnya yang memiliki lebih sedikit dari yang mereka
pinjam, sebab jumlah koin yang dibuat pada awalnya memang
terbatas jumlahnya. Orang-orang yang memiliki koin lebih
membayar kepada Fabian dan juga 5% bunganya, tetapi
mereka kemudian meminjam lagi kepadanya untuk
melanjutkan sistem perdagangan di tahun mendatang.

 
Sebagian orang mulai menyadari untuk pertama kalinya seperti
apa rasanya hutang. Sebelum mereka bisa meminjam kembali
kepada Fabian, kali ini mereka harus menjaminkan aset-aset
kepadanya, dan mereka pun melanjutkan perdagangan selama
setahun mendatang, mencoba mendapatkan 5 koin lebih untuk
setiap 100 koin yang mereka pinjam dari Fabian.

Saat itu, belum ada seorang pun yang menyadari bahwa
seluruh masyarakat, sekalipun mengembalikan semua hutang
koin mereka, tetap tidak bisa melunasi hutang mereka kepada
Fabian, karena kelebihan 5% koin emas yang merupakan
kewajiban mereka tidak pernah diedarkan oleh Fabian. Tak
seorang pun selain Fabian yang mengetahui bahwa adalah hal
yang mustahil bagi masyarakat ini untuk bisa melunasi
hutang mereka bila ditambahkan dengan bunga, uang yang
tidak pernah dia edarkan.

Memang benar Fabian sendiri juga membuat koin untuk
dirinya sendiri dan koin ini akan beredar di masyarakat, namun
tidak mungkin dia sanggup mengkonsumsi 5% dari semua
barang di masyarakat.

Di dalam toko emasnya, Fabian memiliki sebuah ruang
penyimpanan yang sangat kuat, dan sebagian masyarakat
merasa lebih aman kalau menitipkan koin emas mereka
kepada Fabian untuk disimpan. Fabian akan menagih sejumlah
uang tertentu sebagai jasa penyimpanan untuk orang-orang
tersebut. Sebagai bukti atas deposit emas mereka, Fabian
memberikan mereka selembar kertas kwitansi.

 
Orang-orang yang membawa kwitansi dari Fabian ini bisa
menggunakan kertas ini untuk membeli barang sama halnya
seperti menggunakan koin emas. Dan lama-kelamaan kertas-
kertas ini beredar di masyarakat sebagai uang sama seperti
koin emas.

Tak lama kemudian, Fabian menemukan bahwa kebanyakan
orang tidak akan menukarkan kembali kwitansi deposit
mereka dengan koin emasnya.

Dia pun berpikir, “Saya memiliki semua emas di sini dan saya
masih juga bekerja sebagai tukang emas. Ini benar-benar tak
masuk akal. Ada ribuan orang di luar sana yang akan
membayarkan bunga kepada saya atas koin-koin emas yang
mereka titipkan kembali kepada saya yang bahkan tidak
mereka tukarkan kembali.”

Memang benar, emas-emas mereka bukan milikku, tetapi
emas-emas itu ada di dalam gudangku, dan itulah yang 
penting. Saya tidak perlu membuat koin sama sekali, saya bisa
menggunakan koin-koin yang dititipkan kepadaku.

Mulanya Fabian sangat hati-hati, dia hanya meminjamkan
sebagian kecil dari emas yang dititipkan orang kepadanya.
Lama-kelamaan, karena terbukti tidak ada masalah, dia pun
meminjamkan dalam jumlah yang lebih besar.

Suatu hari, seseorang mengajukan sebuah pinjaman yang
nilainya sangat besar. Fabian berkata kepadanya “daripada
membawa koin emas dalam jumlah sebesar itu, bagaimana
kalau saya menulis beberapa lembar kwitansi emas kepadamu
sebagai bukti depositmu kepadaku.” Orang itu pun setuju. Dia
mendapatkan hutang yang dia inginkan tetapi emasnya tetap
di gudang Fabian! Setelah orang itu pergi, Fabian pun
tersenyum, dia bisa meminjamkan emas kepada orang sambil
mempertahankan emas di gudangnya sendiri.

Baik teman, orang tak dikenal, maupun musuh, membutuhkan
uang untuk melanjutkan perdagangan mereka. Selama orang-
orang bisa memberikan jaminan, mereka bisa meminjam
sebanyak yang mereka butuhkan. Dengan hanya menuliskan
kwitansi, Fabian bisa meminjamkan emas-emasnya senilai
beberapa kali lipat dari yang sebenarnya dia miliki. Segalanya
akan baik-baik saja selama orang-orang tidak menukarkan
kwitansi deposit emas mereka kepada Fabian.

Fabian memiliki sebuah buku yang menunjukkan debit dan
kredit dari setiap orang. Bisnis simpan-pinjam ini benar-benar
sangat menguntungkan baginya.
 
Status sosial Fabian di masyarakat meningkat secepat
kekayaannya. Dia mulai menjadi orang penting, dia harus
dihormati. Di dunia finansial, kata-katanya adalah ibarat sabda
suci.

Tukang emas dari kota lain mulai penasaran tentang rahasia
Fabian dan suatu hari mereka pun mengunjunginya. Fabian
memberitahu apa yang dia lakukan, dan menekankan kepada
mereka pentingnya kerahasiaan dari sistem ini.

 
Seandainya skema ini terekspos, bisnis mereka pasti akan
ditutup, jadi mereka sepakat untuk menjaga kerahasiaan bisnis
ini.
Masing-masing tukang emas ini kembali ke kota mereka dan
menjalankan operasi seperti yang diajarkan oleh Fabian.

Orang-orang menerima kwitansi emas sama seperti emas itu
sendiri, dan banyak emas yang masyarakat pinjam yang akan
dititipkan kembali kepada Fabian. Ketika seorang pedagang
ingin membayar kepada pedagang lainnya, mereka bisa
menuliskan sebuah instruksi kepada Fabian untuk
memindahkan uang dari rekening mereka kepada rekening
lainnya, yang akan dilakukan oleh Fabian dengan mudah dalam
beberapa menit. Sistem ini menjadi sangat populer, dan kertas
instruksi ini pun mulai dikenal dengan sebutan “cek.”

Pada suatu malam, para tukang emas dari berbagai kota ini
mengadakan sebuah pertemuan rahasia dan Fabian
mengajukan sebuah rencana baru. Besok harinya mereka rapat
dengan pemerintah dan Fabian berkata, “Kertas kwitansi kami
telah menjadi sangat populer. Tak perlu diragukan, Anda para
wakil rakyat juga menggunakan mereka dan manfaatnya jelas-
jelas sangat memuaskan. Namun, sebagian kwitansi ini telah
dipalsukan oleh orang-orang. Hal ini harus dihentikan!”

Para anggota pemerintah pun mulai khawatir. “Apa yang bisa
kami lakukan? Tanya mereka. Jawaban Fabian “Pertama-tama,
adalah tugas dari pemerintah untuk mencetak uang kertas
dengan desain dan tinta yang unik, dan masing-masing uang
kertas ini harus ditandatangani oleh Gubernur. Kami para
tukang emas akan dengan senang hati membayar biaya cetak

ini, ini juga akan menghemat banyak waktu kami untuk
menulis kwitansi.” Para anggota pemerintah berpikir “Ya,
memang kewajiban kami untuk melindungi masyarakat dari
pemalsuan uang dan nasehat dari Fabian ini kedengarannya
memang masuk akal.” Dan mereka pun setuju untuk mencetak
uang kertas ini.

 
“Yang kedua”, kata Fabian, “sebagian orang juga pergi
menambang emas dan membuat koin emas mereka sendiri.
Saya menyarankan agar dibuat sebuah hukum agar setiap
orang yang menemukan emas harus menyerahkannya. Tentu
saja, mereka akan mendapat ganti rugi koin yang saya buat dan
uang kertas baru.”

Ide ini pun mulai dijalankan. Pemerintah mencetak uang kertas
baru dengan pecahan $1, $2, $5, $10, dan lainnya. Biaya cetak
yang rendah ini dibayarkan oleh parang tukang emas.

Uang kertas ini jauh lebih gampang untuk dibawa dan dalam
waktu singkat diterima oleh masyarakat. Namun, di luar faktor
kenyamanan, ternyata uang kertas dan koin emas yang
beredar hanyalah 10% dari nilai transaksi masyarakat.
Kenyataan perdagangan menunjukkan bahwa 90% nilai
transaksi dilakukan dengan cara pindah buku (cek).

Rencana berikut Fabian mulai berjalan. Sampai saat itu, orang-
orang membayar Fabian untuk menitipkan koin emas (uang)
mereka. Untuk menarik lebih banyak uang ke gudangnya,
Fabian akan membayar para depositor 3% bunga atas emas
titipan mereka.

 Kebanyakan orang mengira Fabian meminjamkan kembali uang
yang dititipkan kepadanya. Karena dia meminjamkan kepada
orang lain dengan bunga 5%, dan dia membayar para deposan
3%, maka keuntungan Fabian adalah 2%. Orang-orang pun
berpikir jauh lebih baik mendapatkan 3% daripada membayar
Fabian untuk menjaga emas (uang) mereka, dan mereka pun
tertarik.

Volume tabungan meningkat dengan cepat di gudang Fabian.
Dia bisa meminjamkan uang kertas $200, $300, $400, bahkan
sampai sampai $900 untuk setiap $100 yang dia dapatkan dari
deposan. Dia harus berhati-hati dengan ratio 9:1 ini, sebab
menurut pengalamannya, memang ada 1 dari setiap 9 orang
yang akan menarik emas mereka. Bila tidak ada cukup uang
saat diperlukan, masyarakat akan curiga.

Dengan demikian, untuk $900 dolar pinjaman yang diberikan
Fabian, dengan bunga 5% dia akan mendapatkan kembali $45.
Ketika pinjaman + bunga ini dilunasi, Fabian akan membatalkan
$900 di kolom debit pembukuannya dan sisa $45 ini adalah
miliknya. Dia dengan senang hati akan membayar bunga $3
untuk setiap $100 yang dititipkan deposan kepadanya. Artinya,
keuntungan riil dari Fabian adalah $42! Bukan $2 yang
dibayangkan kebanyakan orang. Para tukang emas di kota-kota
lain melakukan hal yang sama. Mereka menciptkaan kredit
(pinjaman) tanpa modal (emas) dan menagih bunga atas
pinjaman mereka.

Para tukang emas ini tidak lagi membuat koin emas,
pemerintahlah yang mencetak uang kertas dan koin dan
memberikannya kepada para tukang emas ini untuk
didistribusikan. Satu-satunya biaya Fabian adalah ongkos cetak
uang yang sangat murah. Di samping itu, dia juga menciptakan
kredit tanpa modal dan menagih bunga atas pinjaman barunya
ini. Kebanyakan orang mengira suplai uang adalah operasi dari
pemerintah. Mereka juga percaya bahwa Fabian meminjamkan
uang dari para deposan kepada peminjam baru, tetapi rasanya
agak heran mengapa orang lain bisa mendapatkan uang
padahal uang para deposan masih tetap tak berkurang.
Seandainya semua orang mencoba mengambil uang mereka
pada saat yang bersamaan, skema penipuan ini akan
terekspos.

Tak masalah bila sebuah pinjaman diajukan dalam bentuk uang
kertas atau koin. Fabian tinggal mengatakan kepada
pemerintah bahwa penduduk bertambah dan produksi baru
memerlukan uang baru, yang akan dia dapatkan dengan biaya
cetak yang sangat kecil.

Suatu hari seseorang pergi menemui Fabian. “Bunga yang Anda
tagih ini salah,” katanya. “Untuk setiap $100 yang Anda
pinjamkan, Anda meminta $105 sebagai kembalinya. $5
extra ini tidak mungkin bisa dibayarkan karena mereka
bahkan tidak eksis.

”Petani memproduksi makanan, industri memproduksi barang,
tetapi hanya Andalah yang memproduksi uang. Katakanlah
hanya ada dua pedagang di negara ini, dan semua orang
bekerja untuk salah satunya. Mereka masing-masing
meminjam $100. Setahun kemudian, mereka harus
mengembalikan masing-masing $105 kepada Anda (total
$210). Bila salah satu orang berhasil menjual habis
dagangannya dan mendapatkan $105, orang yang tersisa
hanya akan memiliki $95, dia masih berhutang $10 kepadamu,
dan tidak ada uang yang beredar untuk melunasi $10 ini
kecuali dia mengajukan pinjaman baru kepadamu. Sistem ini
bermasalah!”

 
“Untuk setiap $100 yang kamu pinjamkan, kamu seharusnya
mengedarkan $100 kepada sang peminjam dan $5 untuk kamu
belanjakan, jadi total uang yang beredar memungkinan si
peminjam untuk membayar”

Fabian mendengarkan dengan tenang dan menjawab, “Dunia
finansial adalah subjek yang rumit, anak muda, butuh waktu
bertahun-tahun untuk memahaminya. Biarkan saya saja yang
memikirkan masalah ini, dan kamu mengurus urusanmu saja.
Kamu harus belajar untuk menjadi lebih efisien, meningkatkan
produksimu, memotong ongkos pabrikmu dan menjadi
pengusaha yang lebih cerdas. Saya siap membantu untuk
urusan itu.”

Orang ini pun pergi meninggalkan Fabian, tetapi hatinya masih
juga bimbang. Sepertinya ada yang tidak beres dengan sistem
kerja Fabian, dan pertanyaan yang dia ajukan masih belum
dijawab.

Orang-orang menghormati Fabian dan kata-katanya. Dia
adalah pakar, orang yang tidak setuju dengannya pastilah
orang bodoh. Lihatlah betapa negara ini bertambah maju,
produksi kita juga terus bertumbuh, kehidupan kita sudah jauh
lebih baik.

Untuk menutup bunga dari uang yang mereka pinjam, para
pedagang dan pengusaha meninggikan harga dagangan
mereka. Karyawan senantiasa memprotes mereka dibayar
terlalu rendah dan pemilik perusahaan senantiasa menolak
membayar lebih. Petani tidak bisa mendapatkan harga jual
yang adil dari produk pertanian mereka. Para Ibu rumah tangga
terus merasa tidak puas karena harga barang di pasar dinilai
terlalu tinggi.

Pada suatu ketika, orang-orang akhirnya mulai berdemonstrasi,
hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebagian orang

tidak sanggup melunasi hutang mereka dan menjadi miskin.
Teman dan saudara mereka pun tidak sanggup untuk
menolong. Mereka lupa kekayaan yang sebenarnya masih
berlimpah di sekeliling mereka : tanah yang subur, hutan yang
kaya, mineral yang berlimpah dan juga ternak-ternak yang
sehat. Yang mereka pikirkan sepanjang hari adalah uang yang
rasanya selalu kurang. Mereka tidak pernah bertanya tentang
sistem. Mereka percaya pemerintahlah yang sedang
menjalankan sistem ini.

Sebagian kecil orang di masyarakat yang kelebihan uang mulai
membentuk perusahaan mereka sendiri untuk meminjamkan
uang mereka. Mereka menagih bunga 6% atas uang mereka,
lebih baik dari 3% yang ditawarkan oleh Fabian. Namun orang-
orang ini meminjamkan uang mereka sendiri, tidak seperti
Fabian yang bisa meminjamkan uang / menciptakan kredit
tanpa modal.

Perusahaan-perusahaan pembiayaan ini tetap membuat
khawatir Fabian dan kawan-kawannya, jadi mereka pun
membentuk perusahaan pembiayaan mereka sendiri. Dalam
kebanyakan kasus, mereka membeli perusahaan-perusahaan
pembiayaan saingan mereka tersebut. Pada akhirnya, semua
perusahaan pembiayaan dimiliki ataupun dalam kendali
mereka.

Situasi ekonomi terus memburuk. Para pegawai mulai yakin
bos mereka mendapatkan terlalu banyak keuntungan. Pemilik
perusahaan pun menilai pegawainya terlalu malas dan tidak
cukup bekerja keras. Semua orang mulai menyalahkan orang
lain. Pemerintah bingung bagaimana menyelesaikan masalah

Pemerintah pun memulai sebuah program sosial dan memaksa
anggota masyarakat untuk membayar sistem ini. Hal ini
membuat marah sebagian orang, mereka percaya kepada
gagasan lama bahwa membantu orang seharusnya adalah
usaha suka rela, bukan paksaan.

“Peraturan ini adalah perampokan yang dilegalkan. Mengambil
sesuatu dari seseorang, dengan menentang keinginan dari
orang yang bersangkutan, apapun tujuannya, tidaklah berbeda
dengan mencuri darinya.”

Namun orang-orang tak berdaya karena bila tidak membayar
mereka akan dimasukkan ke dalam penjara. Program sosial ini
selama beberapa waktu memang membantu keadaan, tetapi
tak lama kemudian masalah kemiskinan muncul kembali dan

 uang yang diperlukan untuk menjalankan sistem ini pun terus
bertambah. Ongkos sosial terus meningkat, demikian juga
dengan skala pemerintahan.

Kebanyakan wakil rakyat adalah orang-orang yang tulus
melakukan pekerjaan mereka dengan benar. Mereka pun tidak
menyukai gagasan terus-menerus meminta uang dari
masyarakat. Akhirnya, mereka mencari pinjaman dari Fabian
dan kawan-kawannya. Mereka bahkan tidak mengetahui
bagaimana mereka bisa membayar. Orang tua mulai tidak
sanggup membayar biaya sekolah anak-anaknya. Sebagian
orang tidak sanggup membayar biaya dokter dan obat-obatan.
Operator transportasi pun mulai gulung tikar.

Satu demi satu usaha diambil alih pemerintah. Guru, dokter,
dan banyak pekerjaan lainnya mulai menjadi tanggung jawab
pemerintah.
Tidak banyak orang yang mendapatkan kepuasan di
pekerjaannya. Mereka dibayar gaji yang wajar, tetapi
kehilangan jati diri. Mereka menjadi budak dari sebuah sistem.

Tidak banyak ruang untuk inisiatif, sedikit penghargaan atas
usaha pribadi, pendapatan mereka relatif tetap dan naik
pangkat terjadi hanya kalau atasan mereka pensiun ataupun
mati.

Di tengah keputusasaan, pemerintah akhirnya meminta
nasehat dari Fabian. Mereka menganggapnya sebagai orang
bijak dan selalu memiliki solusi atas permasalahan uang. Fabian
mendengar keluhan dari pemerintah dan akhirnya menjawab,
“Banyak orang yang tidak bisa menyelesaikan persoalan
mereka, mereka membutuhkan orang lain untuk
melakukannya. Tentu Anda setuju bahwa semua orang berhak
atas kebahagiaan dan berhak atas semua kebutuhan pokok
mereka bukan? Satu-satunya cara untuk menyeimbangkan
situasi adalah mengambil dari yang kaya dan memberikan
kepada yang miskin. Kenalkan sebuah sistem baru yaitu pajak.
Semakin banyak kekayaan seseorang, semakin banyak dia
harus membayar pajak. Sekolah dan rumah sakit seharusnya
gratis bagi mereka yang tidak sanggup membayar...”
 
Selesai memberikan nasehat, Fabian pun tidak lupa
mengingatkan pemerintah, “Hm, jangan lupa Anda masih
berhutang kepada saya. Tetapi baiklah, saya akan membantu
Anda. Sekarang Anda hanya perlu membayar bunga kepada
saya, Anda bisa menunda pembayaran hutang pokok kepada
saya.”

Pemerintah mempercayai Fabian, dan mereka pun segera
memperkenalkan pajak penghasilan, semakin banyak yang
Anda dapatkan, semakin tinggi pajak yang Anda bayarkan. Tak
seorang pun anggota masyarakat yang setuju. Namun, sama
seperti sebelumnya, mereka harus membayar atau masuk
penjara.

Pedagang lagi-lagi harus menaikkan harga jual barangnya. Para
pegawai kembali menuntut kenaikan gaji, bisnis-bisnis mulai
gulung tikar, ataupun mulai mengganti tenaga manusia dengan
mesin. Siklus ini berulang-ulang dan memaksa pemerintah
memperkenalkan berbagai skema-skema sosial lainnya.
 Pengaturan tarif dan perlindungan mulai diterapkan untuk
menyelamatkan industri-industri tertentu dari kebangkrutan

dan menyediakan lapangan kerja. Sebagian orang mulai
bertanya-tanya apakah tujuan dari kegiatan produksi ekonomi
adalah untuk memproduksi barang atau hanya untuk
menyediakan lapangan kerja.

   
Seiring memburuknya keadaan, orang-orang mulai
mengendalikan upah pegawai, kontrol biaya, dan segala
macam kontrol-kontrol lainnya. Pemerintah pun berupaya
mendapatkan lebih banyak uang lewat pajak penjualan, pajak
penghasilan, dan pajak-pajak yang lain. Sebagian orang mulai
memperhatikan bahwa sejak petani menaman padi sampai
beras sampai ke tangan Ibu rumah tangga, ada lebih dari 50
jenis pajak yang sudah dibayarkan.


“Pakar” mulai muncul dan sebagian mulai terpilih untuk
bekerja di pemerintahan, namun tahun demi tahun berlalu dan
mereka tidak berhasil menyelesaikan permasalahan apapun,
kecuali bahwa pajak perlu “disesuaikan” yang mana dalam
kebanyakan kasus artinya harus dinaikkan.


Fabian mulai menuntut pembayaran atas bunga pinjamannya,
dan semakin lama semakin banyak porsi pajak yang digunakan
untuk membayar kepadanya.
Kemudian mulai muncul apa yang disebut dengan partai
politik, orang-orang di masyarakat mulai berargumentasi partai
mana yang orang-orangnya bisa menyelesaikan permasalahan
mereka. Mereka mulai bertengkar mengenai personalitas,
idealisme, lambang partai dan berbagai hal lainnya kecuali asal
muasal permasalahan mereka.




Di kota tertentu, bunga pinjaman yang harus dibayar sudah
melebihi total penerimaan pajak tahunan yang bisa dikumpulkan. 

Bunga-bunga baru pun mulai diperhitungkan
atas bunga yang belum dibayarkan.


Secara perlahan-lahan kekayaan riil dari negara mulai
berpindah tangan ke Fabian dan kawan-kawannya dan mereka
memiliki kendali yang semakin lama semakin besar atas
kehidupan masyarakat. Namun, pengendalian mereka belum
selesai. Mereka menyadari bahwa situasi tidak akan benar-
benar aman sebelum semua orang berhasil dikendalikan.
Kebanyakan orang yang menentang sistem ini bisa dibuat diam
dengan tekanan finansial, ataupun dengan ejekan publik.
Untuk melakukan ini Fabian dan kawan-kawan membeli
kepemilikan dari semua koran, TV, dan radio dan menyeleksi
orang-orang apa yang boleh bekerja di dalamnya. Kebanyakan
dari orang-orang ini sebenarnya benar-benar ingin
memperbaiki keadaan, tetapi mereka tidak menyadari
bagaimana mereka sedang diperalat. Solusi mereka selalu
terarah kepada akibat dari masalah, bukan penyebab dari
masalah.


Ada bermacam-macam surat kabar, satu untuk sayap kanan,
satu untuk sayap kiri, satu untuk kelas pekerja, satu untuk
kaum pengusaha, dan seterusnya. Tidak masalah koran yang
mana yang Anda percayai, selama Anda tidak memikirkan
penyebab awal dari permasalahan.
Rencana Fabian sudah hampir selesai, seluruh negara saat ini
berhutang kepadanya. Melalui pendidikan dan media, dia
mengendalikan pikiran masyarakat. Orang-orang hanya akan
berpikir sejauh yang dia inginkan.



Setelah seseorang memiliki jauh lebih banyak uang dari yang
sanggup dia gunakan, apa lagi yang akan menyenangkan
hatinya? Bagi mereka yang memiliki mentalitas menguasai,
jawabannya adalah kekuasaan, kekuasaan mutlak atas
kemanusiaan.
Kebanyakan tukang emas akhirnya mengarah ke sana. Mereka
mengetahui rasanya kaya raya, dan perasaan itu tidak lagi
cukup untuk memuaskan mereka. Mereka membutuhkan
tantangan dan kesenangan baru, dan kekuasaan atas massa
adalah permainan berikut.


Mereka percaya mereka adalah kelompok superior atas
lainnya. “Adalah hak dan kewajiban kami untuk mengatur.
Masyarakat tidak tahu apa yang baik untuk mereka. Mereka
perlu dikendalikan dan diatur. Mengatur adalah takdir dari
kami.”
Di seluruh penjuru negeri, Fabian dan kawan-kawan memiliki
banyak perusahaan pembiayaan. Memang, masing-masing
perusahaan dimiliki secara pribadi. Secara teori mereka adalah
saingan masing-masing. Namun, kenyataan yang sebenarnya
adalah mereka semua saling bekerja sama dengan seksama.
Setelah berhasil membujuk pemerintah, mereka mendirikan
sebuah institusi yang mereka sebut dengan Bank Sentral.
Mereka bahkan tidak perlu mengeluarkan modal untuk
mendirikannya, mereka menciptakan kredit dengan
menggunakan uang deposit masyarakat.

 
Institusi ini tampak sebagai badan yang meregulasikan suplai
uang dan merupakan bagian dari pemerintah. Tetapi anehnya,

tidak ada wakil pemerintah yang diizinkan untuk duduk di
badan Direktur di dalamnya.
Pemerintah tidak lagi meminjam secara langsung dari Fabian,
pemerintah sekarang meminjam dengan cara menerbitkan
surat hutang kepada Bank Sentral. Jaminan dari surat hutang
ini adalah penerimaan pajak tahun berikut. Ini adalah bagian
dari rencana Fabian, menyingkirkan kecurigaan orang
kepadanya dengan membuat kesan seolah-olah suplai uang
dikendalikan oleh pemerintah. Kenyataannya, di balik layar,
dialah yang memegang kendali.
Secara tidak langsung, dialah yang mengendalikan pemerintah.
Tidak penting siapa yang terpilih sebagai wakil rakyat di
pemerintahan. Fabianlah yang memegang kendali atas uang,
darah dan nyawa dari perdagangan sebuah bangsa.
Pemerintah selalu mendapatkan uang yang mereka inginkan,
tetapi bunga selalu dikenakan pada setiap pinjaman. Semakin
lama semakin banyak orang yang memerlukan bantuan sosial
pemerintah, dan tak lama kemudian pemerintah sadar bahwa
mereka kesulitan bahkan hanya untuk membayar bunga saja,
apalagi hutang pokok.
Sebagian orang mulai bertanya, “Uang adalah sistem yang
diciptakan manusia. Bukankah seharusnya sistem ini bisa
diubah agar uang menjadi pelayan, bukan sebaliknya?” Namun
semakin lama jumlah orang-orang ini semakin sedikit dan suara
mereka hilang di tengah sebuah masyarakat yang tidak lagi
peduli.


Pemerintahan berubah, partai yang berkuasa juga bisa
berubah, namun kebijakan utama tidak. Tidak masalah siapa
yang menjadi pemerintah, rencana besar Fabian semakin lama
semakin mendekati kenyataan dari tahun ke tahun. Kebijakan
pemerintah tidak lagi ada artinya. Rakyat mulai dikenai pajak
mendekati ambang batas mereka, mereka tidak lagi sanggup
membayar. Waktunya sudah hampir matang bagi Fabian untuk
aksi finalnya.
10% dari suplai uang masih dalam bentuk uang kertas dan
koin. Ini harus dimusnahkan sama sekali tetapi tidak boleh
menimbulkan kecurigaan publik. Selama masyarakat masih
memiliki uang (kertas maupun koin), mereka bebas untuk
membeli dan menjual sesuka hati mereka, mereka masih
memiliki sedikit kontrol atas kehidupan mereka.

 
Tidaklah selalu nyaman untuk membawa uang tunai dan
koin. Cek juga tidak bisa diterima bila sudah keluar dari

sebuah komunitas tertentu. Oleh karena itu, sebuah sistem
yang lebih baru perlu dipikirkan. Sekali lagi Fabian
memiliki jawabannya. Organisasinya akan menerbitkan
sebuah kartu plastik yang memiliki data pemegangnya:
nama, foto, dan nomor penduduk.

 
Saat kartu ini akan digunakan, pedagang akan
menyambungkan komputernya untuk mengecek kredit dari
kartu tersebut. Seandainya tidak ada masalah, pemegang kartu
ini boleh membeli barang seharga limit tertentu.
Awalnya orang akan diizinkan untuk berhutang sedikit.
Seandainya uang ini dibayarkan dalam sebulan, maka tidak ada
bunga yang perlu dibayarkan. Ini tidak masalah untuk kelas
pegawai, tetapi bagaimana ini bisa berlaku juga untuk para
pedagang dan pengusaha? Mereka harus mempersiapkan
mesin-mesin, kemudian menjalankan proses manufaktur dari
barang yang akan mereka produksi, membayar gaji pegawai,
menjual barang dagangannya dan membayar kembali hutang

 mereka. Bila melewati satu bulan, mereka akan dikenai bunga
1.5% per bulan dari nilai hutang mereka. Total 18% setahun.
Pengusaha tidak memiliki jalan lain selain menambahkan 18%
ke dalam nilai jual dagangan mereka. Namun kelebihan uang /
kredit (18%) ini tidak pernah dipinjamkan kepada siapapun. Di
seluruh negeri, para pengusaha disuruh menjalani misi
mustahil untuk membayar kembali $118 untuk setiap $100
yang mereka pinjam, tetapi kelebihan $18 ini tidak pernah
diedarkan oleh Bank sejak awal.
Namun Fabian dan kawan-kawan menikmati status yang
semakin penting di masyarakat. Mereka menjadi orang-orang
penting yang terhormat. Pengumuman dan pendapat mereka
tentang finansial dan ekonomi bahkan bisa disetarakan dengan
sabda suci spiritual.
Di bawah beban bunga yang terus bertambah, banyak
perusahaan kecil menengah yang mulai bangkrut. Lisensi-
lisensi khusus diperlukan untuk menjalankan operasi-operasi
tertentu, jadi perusahaan-perusahaan yang tersisa memiliki
semakin banyak hambatan dalam berusaha. Fabian memiliki
dan mengendalikan semua perusahaan besar beserta ratusan
anak perusahaan mereka. Perusahaan-perusahaan itu tampak
seperti saingan satu sama lain, tetapi dialah yang ada di balik
semua perusahaan itu. Para kompetitor perlahan-lahan
dipaksa gulung tikar. Tukang kayu, konstruksi, listrik dan
industri-industri kecil menengah menjalani takdir yang sama,
dibeli oleh perusahaan raksasa milik Fabian yang memiliki
proteksi dan perlakuan khusus dari pemerintah.


Fabian menginkan kartu plastik ini untuk menggantikan semua
uang kertas dan koin. Rencananya adalah saat semua uang
kertas dan koin ditarik, hanya bisnis yang menggunakan kartu
komputerlah yang akan beroperasi.
Dia mengetahui bahwa suatu ketika orang-orang akan
kehilangan kartu mereka dan tidak bisa membeli ataupun
menjual sebelum identitas mereka bisa dibuktikan. Dia ingin
agar dibuatkan sebuah hukum : sebuah hukum yang
mengharuskan semua orang untuk memiliki sebuah nomor
identifikasi yang ditato di dalam tangan mereka. Nomor ini
cuma akan terlihat dengan sinar tertentu, yang dihubungkan
dengan komputer. Setiap komputer akan dihubungkan dengan
sebuah komputer pusat yang memungkinan Fabian
mengetahui segala transaksi mengenai semua orang...


Sekelumit cerita di atas tentulah sebuah fiksi akan tetapi sangat-sangat baik sekali menggambarkan bagaimana awal mula sistem ekonomi yang sekarang ini terlahir dan bagaimana sistem ekonomi yang ada sekarang membelenggu diri kita.
Semoga denga cerita di atas bisa sedikit membuka mata dan fikiran kita tentang gambaran dunia yang sebenarnya.