Laman

Entri Populer

Archive for Juni 2013

Antara Zarah, Gaya Fundamental Dan Higgs-bosson

Sabtu, 22 Juni 2013
Posted by Unknown
"Selalu ada rahasia di balik rahasia
Satu rahasia terungkap 
maka ada rahasia lain menunggu 
untuk diungkap" 

Sebuah materi jika dipotong-potong pada suatu saat akan sampai materi itu tidak bisa dipotong lagi yang dinamakan atom. Masih ingatkah kalian dengan kalimat tadi?, Benar itu teori atom/zarrah yang pertama kali dicetuskan oleh Democritus.  Jadi Apakah benar materi itu pada akhirnya tidak bisa dibagi-bagi lagi?? ataukah sebaliknya. Dan pada akhirnya kita sampai pada pertanyaan paling mendasar" apakah penyusun paling dasar dari benda-benda di alam semesta ini?. Mari saya antar anda ke wunderkammer

Cerita quark dan lepton 
Seperti kita yang kita ketahui. Setiap partikel tersusun atas atom-atom, setiap atom terdiri dari elektron, proton dan neutron. Proton dan neutron bersama membentuk inti atom. Elektron bergerak disekeliling inti atom. Tetapi menurut teori kuantum posisi dari sebuah elektron tidak dapat kita ketahui dengan pasti. Yang bisa kita ketahui adalah probabilitas atau kemungkinan sebuah elektron terletak. 

Konfigurasi jumlah proton, neutron dan elektron yang berbeda, akan membentuk materi yang berbeda-beda. Dengan elektron bermuatan listrik negatif, proton bermuatan positif dan neutron yang netral. Bersama-sama membentuk materi-materi yang kita kenal selama ini di alam. 

Jika kita menggali atom lebih dalam lagi. Ternyata baik neutron dan proton tersusun atas partikel yang lebih kecil lagi, yang dinamakan quark. Sebuah neutron tersusun atas 2 quark bawah dan 1 quark atas sedangkan proton terdiri atas 2 quark atas dan 1 quark bawah. Sebuah quark memiliki enam "rasa". Charm/ berkarisma, strange / aneh, Up/ atas, down/ bawah, top / puncak dan bottom / dasar(seperti yang terlihat pada gambar 1 yang berwarna ungu).

Ternyata pencarian kita tidak berhenti sampai disitu. Selain elektron dan 6 rasa quark tadi. Masih ada zarrah berat yaitu muon dan tauon. Muatan dan sifat mereka sama dengan elektron, hanya saja mereka lebih berat daripada elektron.

Ada lagi cerita yang di bawa seorang ilmuwan bernama pauli. Dia mempostulatkan  " Ada sebuah partikel yang mempunyai massa sangat kecil dan tidak bermuatan". Partikel ini kelak dinamakan oleh enrico fermi ilmuwan asal italia dengan sebutan neutrino(yang artinya si kecil netral).

Postulat itu di cetuskan pauli untuk menjelaskan perbedaan jumlah energi  yang diprediksi oleh peluruhan neutron. Karena menurut hukum kekekalan energi seharusnya tidak ada perbedaan yang terjadi.
Gb1.Keluarga quark,lepton dan bosson

Neutrino adalah sebuah zarrah yang tak bermuatan dan memiliki massa yang teramat kecil. Karena sifatnya ini dia bisa berinteraksi dengan materi lain dengan sangat halus. Itu juga yang membuatnya sulit didektesi. Neutrino baru bisa terdektesi 2 dekade kemudian dari zaman pauli pada tahun 1956.

Namun ternyata pencarian masih saja terus berlanjut. Para ilmuwan masih saja mencari pasangan untuk elektron, muon dan tauon. Mungkin mereka ingat firman tuhan bahwa dia menciptakan semuanya secara berpasang-pasangan hehehe. Di pikiran merekan sudah tiga zarrah bermuatan negatif tentunya ada pula tiga pasangan tidak bermuatan. Namun hingga saat ini baru neutrino muon saja sudah ditemukan sedangkan neutrino tauon menunggu untuk ditemukan.

Keluarga elektron-tauon-muon dan neutrino-neutrino tauon-neutrino muon disatukan menjadi satu keluarga yang dinamakan leptons. (seperti yang terlihat pada gambar 1 yang berwarna hijau )
Gb.2. Penampang atom
Boson sang pembawa gaya
Untuk dapat berinteraksi satu sama lain . Zarrah-Zarrah di alam semesta menggunakan gaya-gaya fundamental. Ada empat gaya fundamental yang bekerja di alam yaitu : gaya gravitasi, elektromagnetik , nuklir lemah dan nuklir kuat.

Gaya gravitasi adalah gaya yang bekerja pada setiap benda yang bermassa. Seperti yang sudah dirumuskan newton bahwa gaya gravitasi berbanding lurus dengan massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Itu artinya semakin besar massa maka semakin besar gaya gravitasi yang bekerja dan semakin besar jaraknya maka semakin kecil gaya gravitasinya. begitu pula sebaliknya.

Gravitasi merupakan gaya yang paling lemah diantara keempat gaya fundamental. Namun gravitasi bekerja pada alam makrokosmos. Gaya inilah yang menyebabkan bumi berputar mengelilingi matahari.

Gaya elektromagnetik adalah gaya bertanggung jawab atas fenomena listrik dan kemagnetan. Gaya ini yang menyebabkan elektron tetap mengorbit inti atom. Gaya ini hanya berkerja pada zarrah bermuatan listrik sedangkan lepton yang tidak bermuatan seperti neutrino tidak akan memberikan efek apa-apa.

Gaya nuklir lemah adalah gaya yang bertanggung jawab atas perubahan inti atom. Gaya ini lah yang bisa mengubah quark atas menjadi quark bawah atau sebaliknya. Jadi gaya ini pulalah yang bertanggung jawab atas perubahan neutron menjadi proton atau proton menjadi neutron. Gaya ini menjelaskan fenomena radiotikvitas dan peluruhan

Gaya nuklir kuat adalah gaya yang menyatukan proton dan neutron untuk tetap menjadi inti atom. Gaya ini adalah yang paling kuat diantara yang 4 gaya fundamental. Kekuatannya bisa dibayangkan dalam inti atom terdapat proton-proton yang berdekatan. Seperti yang kita ketahui muatan yang berbeda saling tarik menarik sedangkan yang sama akan saling tolak-menolak. Semakin dekat jaraknya kekuatan untuk saling tarik atau menolak akan menjadi semakin besar. Bisa dibayangkan kekuatan gaya nuklir kuat untuk menyatukan proton yang memiliki muatan yang sama. Tetapi gaya ini hanya efektif untuk skala sub atomik. Maka untuk skala yang lebih tinggi lagi seperti lepton, gaya ini tidak terlalu berpengaruh.

Keempat gaya tadi di mediasi/ dihubungkan oleh 5 partikel tak bermassa yang dinamakan acuan bosson (bosson gauge). Kelima partikel inilah yang menghantarkan gaya-gaya tadi. Itu artinya terjadi pertukaran partikel bosson antara satu materi ke materi lainnya ketika berinteraksi menggunakan salah satu gaya tersebut.  Kelima partikel bosson tadi bisa dilihat di gambar pertama yang berwarna merah muda.

Seberapa besar gaya yang dihasilkan bergantung pada seberapa cepat pertukaran partikel bosson ini. Gaya gravitasi dihantarkan graviton, gaya elektromagnetik dibawa oleh photon, gaya nuklir lemah dibawa oleh pasangan partikel W positif , W negatif dan partikel Z sedangkan gaya nuklir kuat dibawa oleh gluon. Diantara kelima partikel tadi hanya graviton yang belum ditemukan. Masalahnya sepele karena sampai saat ini belum ditemukannya teori kuantum untuk gravitasi.

Mekanisme Higgs 
Mekanisme higgs dilontarkan untuk menjawab pertanyaan paling mendasar kenapa ada benda yang bermassa sedangkan yang lainnya tidak??. Sebelum kita masuk mekanisme higgs ada baiknya kita telaah terlebih dahulu medan elektromagnetik.

Sebuah medan elktromagnetik bekerja pada zarrah-zarrah yang memiliki muatan listrik. Sedangkan untuk zarrah yang tidak bermassa seperti neutrino tidak akan bekerja. Sebuah zarrah seperti proton atau elektron jika dilewatkan pada medan elektromagnetik pasti akan memiliki pengaruh pada Zarrah tersebut. Entah itu di percepat atau jika elektron bisa terpental dari orbitnya. Begitu pula mekanisme higgs atau dalam hal ini medan higgs bekerja.

Sebuah zarrah yang tak bermassa akan berinteraksi sangat kuat dengan medan higgs ini, yang kemudian kita amati sebagai massa. Sedangkan partikel tak bermassa dan tidak berinteraksi dengan medan higgs tentu akan melewatinya begitu saja. Dan sebuah zarrah yang berinteraksi ringan dengan medan higgs akan dideteksi bermassa rendah.

Interaksi antara zarrah dan medan higgs ini dimediasi / dihubungkan oleh zarrah baru yang kemudian dinamakan dengan partikel higgs-bosson. Partikel yang kemudian oleh media dibesar-besarkan sebagai partikel tuhan (walaupun para fisikawan tidak suka penamaan ini) ini, jika ditemukan bahwa mekanisme higgs ini benar adanya. Dan itu merupakan satu langkah penting untuk mengetahui asal-mula massa beberapa zarrah-zarrah tertentu.

Saat ini partikel Higgs-bosson ini sudah bisa dideteksi dari penelitian yang menggunakan acceleerator dengan garis tengah 27 Km, di perbatasan prancis dan swiss. Accelerator itu ditanam sedalam 100 meter dan mempunyai 1200 magnet.

Mungkin partikel Higgs-bosson sudah bisa terdeteksi. Namun bukan berarti pekerjaan ilmuwan sudah selesai. Masih banyak pertanyaan-pertanyaan tentang higgs-bosson yang belum terjawab. Salah satunya adalah tentang karakteristik partikel higgs-bosson itu sendiri.

Akhirnya satu rahasia terungkap. Tapi muncul lagi rahasia lain yang harus diungkap. Memang seperti itulah kerja alam. Selalu ada rahasia dibalik rahasia.


"Seluas apapun ilmu yang kau punyai 
itu tak lebih dari satu tetes air laut 
diantara samudera"

My Great Adventure (Pendakian Gunung Merbabu)

Rabu, 19 Juni 2013
Posted by Unknown
"Di bawah langit berbintang
kita bertanya tentang kesederhanaan 
tanpa sadar kitalah kesederhanaan itu"
puncak merbabu dilihat dari sabana
Merbabu berasal dari bahasa sansekerta meru dan babu. Meru yang berarti gunung dan babu  yang berarti wanita. Entah kenapa masyarakat zaman dulu menamakannya seperti itu. Tetapi gunung ini lah yang akan menjadi cerita saya selanjutnya. Perjalanan yang berkesan. Penuh kesederhanaan , kenangan dan sempurna.

Sms Maut...
Jam menunjukan pukul 23.00 WIB. Kesibukan masih tergambar di sebuah rumah di jalan gebang lor no 15 surabayaKoordinasi komisariat HMI sepuluh nopember surabaya ini masih terlihat sibuk. Tetapi itu bukan karena sedang ada rapat ataupun acara besar. Ini dikarenakan karena ada beberapa manusia-manusia penghuninya mondar-mandir mempersiapkan sesuatu. Benar, manusia-manusia itu adalah saya, Wildan (tebo), Dimas (jarjit) dan yadi. Kami sedang sibuk  mempersiapkan semua keperluan untuk mendaki. Kami akan mendaki gunung merbabu.

twitt... twitt... ciri khas suara hp ketika sms masuk. Sejenak Wildan melihat hp, ternyata suara tadi berasal dari hpnya. Tak berapa lama dia berbicara dengan saya tentang Sms yang dia dapatkan. Sms yang ternyata dari Ridhwan (gibal )  itu berisi "bo tunggu jangan di tinggal, Ada yang mau gw omongin . Waktu saya tahu isi sms itu, saya sudah bisa menebak apa yang akan dibicarakan oleh Ridhwan ini. "Dia pasti mau ikut"... pikir saya.

Apa yang saya pikirkan ternyata tidak salah. Tak berapa lama Sms dari Ridhwan terkirim kembali ke hp wildan. Sms itu berisi "bo gimana kalau gw, beji dan danar ikutan naik". Jeng... jeng... sambil tersenyum saya menjawab " sudah gw duga itu"

Pada akhirnya rombongan ini bertambah tiga orang. Jadi total nya ada tujuh orang yang akan berangkat. Selain saya , Wildan, Jarjit dan Yadi tadi. Ridhwan, beji dan Danar akhirnya melengkapi kami. 

Menuju Selo (Insiden Yadi )
Foto terakhir bersama yadi
Ada beberapa Jalur yang biasanya dilalui untuk mendaki gunung merbabu. Jalur Wekas, thekelan, cunthel dan selo. Dari pilihan-pilihan tadi kami memilih jalur selo untuk kami lewati. Alasannya utamanya karena akses kesana lebih mudah daripada jalur lainnya. 

Selo adalah sebuah desa di daerah boyolali jawa tengah. Jika dari surabaya harus 3 kali naik bus untuk sampai tujuan. Bus pertama adalah bus jurusan Surabaya - Yogyakarta, untuk kemudian turun di Kartasura. Dari Kartasura di lanjutkan menggunakan bis kecil menuju pertigaan boyolali. Terakhir barulah perjalanan dilanjutkan dari pertigaan boyolali ke selo menggunakan bis kecil juga. 

Dengan cara yang sama kami berangkat ke selo. Tepat pukul 04.00 WIB kami berangkat dari surabaya. Tak banyak yang bisa diceritakan dari perjalanan ini. Namun ada sedikit insiden kecil tetapi besar buat yadi. Dirinya harus kembali ke surabaya, di saat kami sudah menginjakan kaki di selo. Ya dia harus kembali karena sesuatu urusan yang tak bisa ditinggal. Sebenarnya kami sudah melobi pihak yang memegang urusan yadi ini, tetapi mereka tidak mau tahu dan tetap meminta yadi untuk kembali. Jadilah yadi kembali ke surabaya dan kami meneruskan perjalanan tanpa dia :( .

Pertemuan Tak terduga
Tak pernah ada yang namanya kebetulan, semuanya sudah direncanakan. Begitu pula dengan pertemuan kami dengan kelurga baru kami. Memang pertemuan yang tak terduga tapi seperti sudah direncanakan oleh Sang pemilik Langit dan bumi. Begitu banyak hikmah yang bisa saya ambil dari pertemuan ini. 

Waktu itu kami sedang menyantap makanan dipos pendakian yang sebelumnya kami beli di pertigaan boyolali. Berjalan dari tempat kami turun dari bis sampai di pos pendakian ternyata membuat kami kelaparan. Jalan yang naik-turun sepanjang 4 km, menyebabkan perut kami cepat kosongnya. Di saat itulah kami bertemu dengan keluarga baru kami. 

Keluarga baru kami terdiri dari 6 orang lelaki dan satu orang perempuan. Mereka datang dengan menggunakan sepeda motor. Berbeda dengan kami yang berjalan kaki. Setelah berkenalan, kami mengetahui mereka bernama Mbah sarap, Ryan (kami memanggilnya mbahdala), martha, frangky, Daus, febri dan seorang wanita bernama Shiddath. Terjalinlah keakraban antara kami dan mereka.

Pendakian Malam 
Setelah dirundingkan akhirnya kami akan melakukan pendakian sehabis shalat isya bersama dengan keluarga baru kami. Ini untuk kesekian kalinya saya mendaki pada waktu malam. Walau sebenarnya saya agak malas kalau mendaki malam. Karena saya tidak bisa melihat apa-apa, satu-satunya keuntungan kalau mendaki malam adalah perjalanan terasa dekat. 

Tepat pukul delapan malam kami bersama-sama dengan keluarga baru kami berangkat mendaki. Pendakian ini diisi dengan suara lonceng yang berbunyi dari tas carrier mbah sarap yang memang dipasangi lonceng. Juga cerita-cerita dari ryan alias mbadala dengan logat ngapaknya yang lucu. Dari mbadala pulahlah kami mendapatkan kosa kata baru kemekelan, yang berarti tertawa terbahak- bahak. Tetapi diplesetkan oleh kami dengan pegal-pegal.

Pendakian ini yang pertama untuk Beji dan Danar, sesekali nampak wajah kecapean dari mereka. Khusus untuk Danar dia mendapatkan keistimewaan. Sepanjang perjalanan dirinya diasuh oleh mba' shiddath. Dalam artian di tunjukan jalan mana yang harus dilalui. 

Mungkin karena gelap yang begitu pekat dan kurangnya pencahayaan. Terjadi Insiden kecil, Gibal terperosok ke dalam lubang. Lubangnya lumayan dalam hampir seluruh badannya tenggelam. Hanya menyisakan kepala dan tangannya yang memegang jalan. Saya yang tepat di belakangnya dan mbah sarap membantunya untuk keluar dari dalam lubang. Setelah itu perjalanan dilanjutkan. 

Merapi di waktu malam
Empat jam kami menelusup rongga-rongga malam, kami tiba pada tanjakan yang curam, berdebu dan berbatu. Saya menyebutnya tanjakan setan. Tanjakan ini benar-benar menguras tenaga. Tubuh harus merayap jika ingin terus melangkah. Debu yang sesekali membuat mata kelilipan, juga membuat langkah kami terhambat. Tetapi semangat yang sepertinya selalu hadir membuat kami mampu melewati tanjakan ini.

Setelah susah payah dan semua peluh sudah terkuras habis. Akhirnya kami tiba di ujung tanjakan ini. Di ujung tanjakan ini tedapat sabana yang terhampar dengan latar belakang puncak merbabu yang gagah. Kelap-kelip lampu perkotaan diwaktu malam pun terlihat dari sini, seirama dengan taburan bintang-bintang di atasnya. Terbayar sudah lelah kami tadi.

Di sabana ini lah kami mendirikan tenda untuk beristirahat. Ada kebodohan ketika kami akan mendirikan tenda. Satu tenda kami tidak terbawa covernya. Karena kami hanya membawa dua tenda, jadilah  satu tenda saja yang kami pakai untuk tidur dan tenda yang tidak ada covernya  untuk menaruh barang-barang. Walaupun nanti akhirnya kami tidur himpit-himpitan.

Segera setelah tenda berdiri. Saya langsung masuk, membuka sleeping bag lalu tidur, teman-teman yang lainnya pun  mengikuti. Keluarga kami pun sepertinya sudah selesai mendirikan tenda dan mulai menikmati mimpinya masing-masing. Kecuali mungkin Wildan dia tertidur di luar tenda.

Pagi di Merbabu
Sunrise dan G.lawu
Pagi menyapa bumi merbabu. Matahari mencuat dari balik gunung lawu di ufuk timur. Bersamaan dengan itu, saya terbangun dari tidur yang cukup membuat badan saya pegal-pegal karena sempitnya ruang tidur saya. Sejenak saya kumpulkan "nyawa" saya. Melihat sekeliling , teman-teman saya masih terlelap. Kacau sekali terlihatnya, kaki-kaki tersesat di kepala, badan yang saling tumpang tindih satu sama lain, pantas saja badan saya menjadi remuk.

Saya keluar tenda, meniatkan diri untuk shalat shubuh. Di luar tenda ternyata cukup ramai. Orang-orang sudah berkumpul untuk melihat sunrise, saya lihat Wildan juga ada diantara orang-orang itu. Pemandangan pagi di merbabu ini memang indah. Gunung merapi berdiri gagah di selatan merbabu, gunung lawu di timur nya, sindoro-sumbing berdampingan di sisi barat dari kejauhan juga terlihat gunung slamet. Serasa berdiri diantara para raksasa. Saya pun takzim dalam shalat saya.

Puncak Merbabu 
Pukul 09.00 tepat kami berangkat menuju puncak. Sebelumnya kami berdoa terlebih dahulu dan sedikit meneriakan yel-yel. "tim keong, yee " begitulah yel-yel kami hehehe.

Perjalanan dari sabana tempat kami ngecamp sampai puncak, membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Jalan yang di lalui tidaklah terlalu berat menurut saya. Sebelum sampai puncak merbabu kami  melalui hamparan sabana lagi, melipir pinggiran bukit dan Tanjakan yang cukup panjang sampai puncak. Puncak merbabu ada tiga. Yang pertama puncak triangulasi, puncak ketheng songo dan puncak syarif, dengan puncak tertingginya ada di triangulasi.

Singkat cerita setelah 2 jam tertatih-tatih berjalan akhirnya kami tiba di puncak merbabu,puncak triangulasi tepatnya. Saya mencapai puncak terlebih dahulu daripada teman-teman lainnya. Setelah secara berurutan wildan, gibal, jarjit , beji dan danar.  Ada kejadian yang unik saat beji mencapai puncak pertamanya. Semua orang yang ada di puncak sekitar 20 orangan, bertepuk tangan untuk dia. Tepuk tangan untuk beji... (plok...plok...plok )

Di puncak ada hal yang membuat kami tak bisa menampakan wajah lelah. Gadis kecil umur 5 tahun, yang tetap riang berlari-lari penuh energi, lah penyebabnya. "anak kecil aja kuat masa kita nggak"... itu isi pikiran kami saat itu.

Dari kejauhan, terlihat keluarga kami berada di puncak lain gunung merbabu. Mereka memang terlebih dahulu berangkat ke puncaknya daripada kami. Tak lama mereka di puncak. Selang beberapa lama mereka turun dan kami pun beranjak ke puncak ketheng songo.

Di ketheng songo ini kami bertemu 2 bule wanita asal cekoslowakia. Sepintas kami berkenalan, mengobrol sebentar dan berfoto bersama. Dari sana kami tahu ternyata mereka sudah 8 bulan menetap di semarang.
Gadis kecil yang tangguh


Merapi dilihat dari puncak merbabu


Foto bareng bule di puncak
foto keluarga
di balik awan

Di suatu malam...
Api unggun bergemeletak memecah dingin gunung diwaktu malam. Terlihat disekililingnya manusia-manusia berkumpul untuk mencari kehangatan yang diberikannya. Kehangatan cepat menjalar diantara mereka, tetapi bukan karena api yang menghangatkannya. Namun kebersamaan lah yang memberikan kehangatan itu.

Di antara api unggun
"apa itu sederhana ?"... Salah satu yang paling tua diantara mereka tiba-tiba nyeletuk. Diskusi pun berjalan, bermacam-macam jawaban keluar dari mulut mereka. Tanpa tahu bahwa merekalah kesederhanaan itu.

"apa yang dimaksud kenangan?, haruskah dihapus?"... pertanyaan kembali terlontar... Kembali obrolan hangat terjadi. Menghasilkan kesimpulan kenangan adalah bagian dari sejarah manusia, sampai kapanpun meskipun manusia mencoba untuk melupakannya. Kenangan akan kembali teringat.

Malam itu di merbabu, sungguh menjadi suatu malam yang penuh kenangan, penuh kesederhanaan. Malam yang terbalut oleh hangatnya persaudaraan, persahabatan dan kebersamaan. "Akankah saya temui malam seperti ini lagi di tempat lain?" Saya bertanya di dalam hati.

Perjalanan pulang
Diatas pick up
Pukul 16.00 WIB keesokan harinya. Kami sudah turun berada di tempat terakhir kali kami bersama yadi. Saat itu kami bersama dengan mbadalah, menunggu bis yang akan membawa kami ke terminal boyolali. Menit-menit berlalu, bus yang ditunggu tak kunjung datang. Akhirnya kami berembuk dan sepakat,untuk menumpang pick up yang akan turun ke bawah. Setelah itu Kami memberhentikan sebuah pick up untuk ditumpangi. Mbadalah dengan keahlianya, bernegoisasi dengan sang supir. Akhirnya didapati kesepakatan kami serombongan bayar Rp. 40.000,00 untuk bisa diantarkan sampai terminal boyolali. Pick up pun melaju membawa kami menuju tempat tujuan. Semakin lengkaplah perjalanan ini.

Pengalaman mendaki gunung merbabu adalah pengalaman yang tak terlupakan. Begitu banyak kenangan yang terjadi disana. Sambil menikmati angin semilir yang berhembus karena laju pick up. Saya berkata dalam hati " terima kasih kesederhanaan".

"sederhana itu adalah kalian
kenangan itu adalah saat bersama kalian
kesempurnaan adalah saat aku dilengkapi kalian"




Jika kau cinta

Jumat, 14 Juni 2013
Posted by Unknown
Jika kau cinta 
kenapa kau malah menahannya??
tak membiarkanya  bebas
mengepakan sayapnya 

Jika kau cinta
kenapa kau malah menangis  ?
kala dia menemukan bahagia
tetapi bukan karena mu

jika kau cinta
kenapa kau malah memaksanya ?
memaksa dia untuk mencintaimu
yang tak dicintanya

Di dunia ini sudah terlalu banyak
nafsu yang terbalut cinta
mengatasnamakan cinta
demi ambisi mu yang sesaat

sekali lagi jika kau cinta
seharusnya kau membiarkannya

Pembuktian teorema phytagoras

"Kuadrat hipotenusa segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat masing-masing sisi lainnya" 

Tentunya kalian tidak asing dengan teorema diatas. Benar dialah teorema phytaghoras. Teorema yang pertama kali diperkenalkan ke kita ketika masih sd. Selama ini kita hanya bisa memakai teoremanya saja. Tapi pernahkan terpikirkan oleh kalian bagaimana membuktikan teorema tersebut??. Mungkin sebagian besar dari kalian akan menjawab belum, atau mungkin lebih sinis lagi "ah buat apa kita susah-susah membuktikan? toh kita sudah enak tinggal memakainya". Hahaha... ya saya tidak akan mempermasalahkannya jika kalian berfikir seperti itu. Tetapi saya mengingatkan, berbahaya sekali mempunyai pemikiran seperti itu. Mempercayai sesuatu tanpa dasar yang jelas, mempercayai sesuatu dengan percaya buta. Bukan kah itu sama saja kita tidak mempunyai pijakan yang pasti ??? :). 

oke saya tidak akan berlama-lama, mari saya tunjukan pembuktian teorema tersebut. welcome to wunderkammer. 


Perhatikan gambar disamping. Kita mempunyai Segitiga ABC, Persegi APQB, TUAC dan SCBR. Tarik garis sejajar AP dari sudut siku-siku c, sehingga nanti akan memotong garis BA pada D. 

Jika BC = a dan CA = b maka kita bisa dapatkan bahwa :

Luas DEQB =  a^2
Luas APED  =  b^2

Lalu jika BA = c maka  :
Luas DEQB + Luas APED = Luas APQB , dimana Luas APQB = c^2

Seandainya kita bisa membuktikan luas DEQB dan luas APED , Kita bisa membuktikan teorema phytagoras dimana :
a^2 +b^2 = c^2

Pembuktian
kesebangunan segitiga akan membuktikan bahwa :
 lalu 
 


Hal  yang sama bisa membuktikan bahwa :





Dengan sendirinya Luas (i) + Luas (ii) = c^2 atau a^2 + b^2 = c^2   
Terbukti bukan teorema phythagoras. :) 


Menggali makna dari lagu dibalik awan peterpan

Kamis, 13 Juni 2013
Posted by Unknown

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPlCKO1HHXQ_0qHKhkClJEbgE_r6iezh-4lBP2-kvBqiwzdg_KtUZH5mT7-uF3MEghndWltlu2KhjxbqWIyEK4sKfL-pa29Sz4jSZ_LKhxPGdPSCq4QXYB-72ETb38XVWQu9FDE3MivjE/s400/23690_106127489414771_100000525628085_148417_4076494_n.jpgTempatku terdiam dibalik awan 
aku melihat dibalik hujan ...
tempatku terdiam, tempat bertahan 
aku terdiam di balik hujan...

Tentunya kita sudah familiar dengan sepotong lirik dari sebuah lagu di atas. Benar, itu adalah refrain dari sebuah lagu yang berjudul dibalik awan. Lagu yang di gubah oleh peterpan (sekarang NOAH) ini memiliki lirik yang tak biasa. Tak seperti lagu pada umunya, yang biasanya mempunyai makna yang jelas. Lagu di balik awan mempunyai arti yang mengambang. Tetapi memang itulah salah satu ciri khas dari musik peterpan.

Sejenak kalau di fikirkan lirin demi lirik , bait demi bait. Kita akan menemukan suatu pelajaran hidup di balik lagu ini. Seorang yang tak pernah bisa meraih apa-apa yang diinginkannya, seorang yang hampir putus asa tetapi pada akhirnya dia tetap bersabar. Makna seperti itu lah yang saya tangkap dari lagu ini. oke tak perlu berlama-lama , sambil meyuruput kopi anda dan mendengarkan lagunya. Saya akan menjelaskan interprestasi yang saya dapatkan di lagu ini.

Ku tak selalu berdiri 
terkadang hidup memilukan 
jalan yang kulalui 
untuk sekedar bercerita

Bait pertama dari lagu ini mengambarkan siklus manusia pada umumnya. Bahwa kehidupan memang tak akan selamanya ada di atas. Layaknya sebuah roda yang berputar, kadang di atas kadang dibawah.

Pegang tanganku ini 
dan rasakan yang kuderita
genggam tanganku ini 
genggam perihnya kehidupan 

Sosok aku pada bait kedua ini, menginginkan ada orang yang peduli padanya. Untuk setidaknya semua beban, derita dan kesedihan yang di tanggungya bisa terangkat sedikit. 

Apa yang kuberikan 
tak pernah jadi kehidupan 
semua yang kuinginkan 
menjauh dari kehidupan 

Bait ketiga lagu ini menuansakan keputusasaan. Bagaimana sosok aku ini telah mengerahkan apa yang dia bisa, sudah berusaha begitu keras. Namun tetap saja apa yang dia inginkan tak pernah jadi  keyataan. Yang di metaforakan dengan kehidupan.

Tempatku melihat dibalik awan 
aku melihat dibalik hujan 
Tempatku terdiam tempat bertahan 
aku terdiam di balik hujan 

Awan menggambarkan impian dan hujan menggambarkan harapan. Pada akhirnya aku tetap melihat impiannya. Dia tetap bertahan pada harapan yang selalu diteteskan hujan. Karena dia percaya selama ada awan pasti masih ada hujan yang akan meyertainya.   

 

Perjalanan menuju pantai impian ( sanggar beach )

"bukan indahnya lautan yang membuatku tertegun 
bukan pula awan yang berarak yang membuatku melayang 
tetapi perjalanan bersamamu teman membuat diriku selalu berlari"

Kisah ini sebenarnya sudah pernah di tulis oleh sahabat saya yang bernama Wildan, biasa di panggil tebo. Sudah cukup detail dia menceritakan perjalanan ini di blognya (http://semoetliar.blogspot.com/2013/03/ekspedisi-pra-proposal-edisi-arek-pantai.html). Tetapi sekarang saya mencoba bercerita dengan gaya saya sendiri. Tentu saya dan tebo mempunyai gaya yang berbeda terlebih tebo punya banyak bulu dan saya hampir tidak ada ( hehehehe ampunnn bo ). Ya sudah langsung saja, gak pake lama, silahkan membaca cerita saya. Semoga mata anda tidak lelah membacanya hehehe. 

Jejak Liburan 

Saya tidak tahu bagaimana mulanya,perjalanan ini bisa dimulai. Yang jelas saat itu aroma rumah masih tercium dari badan saya. Saya baru saja kembali ke kota surabaya dari rumah saya di bekasi. Ya jejak-jejak liburan akhir semester ganjil masih berbekas dibenak saya.  

Masih dalam keadaan lelah karena baru sampai. Seorang teman berkata pada saya "mik, ikut nyok kepantai sanggar" (saya lupa siapa yang mengajak saya, tapi kalo gak salah teman-teman saya yang satu kontrakan dengan saya). "wah boleh tuh, kapan berangkat?"kata saya balik bertanya. "Hari jumat bsk langsung cao " teman saya menjawab. "Siplah" Jawab saya singkat.

Sebenarnya saya tidak tahu dimana letak pantai sanggar, tapi kalo kata orang sunda mah "sabodo teuing" alias masa bodo. Dipikiran saya saat itu hanyalah "saya akan kembali bercengkrama dengan alam".

Baru beberapa hari setelah saya diajak untuk ikut, saya baru mengerti pantai sanggar itu terletak di tulungagung hehehehe.

Malam Keberangkatan

Jam tangan saya sudah menunjukan pukul 19.00 WIB, tetapi tanda-tanda keberangkatan sepertinya belum nampak. Yah, memang rencananya kami akan lepas landas jam 7 malam, tetapi apa daya budaya jam karet kelihatannya masih sangat melekat di kami. Walhasil waktu keberangkatan molor 2 jam dari jadwal semula.

Perjalanan kali ini agak istimewa karena diikuti oleh 23 orang termasuk saya. Kendaraanpun juga cukup mewah tersedia 2 mobil avanza sewaan dan 4 motor yang bisa dipakai. Kamipun dibagi-bagi untuk mengisi kendaraan tadi. Inilah list para peserta yang mengikuti perjalanan impian ini :

-saya (Miko)
-wildan( Tebo)
-Arif (kirik)
-Ridhwan (gibal)
-Holiz
-Amar
-Nizar
-Kamal (imung)
-Kahfi
-Andi
-Dimas
-Edo
-Adit
-Zuhdi (beji)
-Hadi
-Danar
-Bayu (ganteng)
-Bayu (jarwo) 
-Warin
-Budi
-Aini
-Kurnia
-Tica

Untuk konfigurasi siapa-siapa saja yang ada dimobil dan di motor saya agak lupa, yang jelas saat itu saya berboncengan dengan imung memakai motor. Oh iya sedikit catatan kami harus bersusah payah dulu ke rumah jarwo untuk menjemput dia hehehehe.

Di jalanan ( dari kena tilang sampai melihat dinosaurus )

Selalu saja ada yang tidak terduga pada setiap perjalanan, tidak terkecuali perjalanan ini. Ada saja cerita, walaupun itu masih di jalanan. Dari saya yang kena tilang sampai saya yang melihat dinosaurus. Benar cerita yang bermula dari saya dan berakhir di saya pula hehehe.

Saya pacu motor saya di jalanan surabaya yang sedikit lowong. Terpaan angin malam tak membuat saya layu. Walaupun mengendara hanya dengan helm, kaos dan celana pendek seadanya. Pikiran saya fokus pada jalanan, terpatri pada satu tujuan yaitu rumah teman saya yang di tulungagung, teman saya itu bernama selpha. Memang kami berencana sebelum menuju pantai, kami beristirahat sejenak dirumahnya.

berfoto sejenak di SPBU
Saya berkendara cukup kencang. Sampai-sampai teman-teman saya yang menaiki mobil tertinggal di belakang saya. Di depan saya hanyalah teman-teman saya yang mengendarai motor juga. Sedang asyiknya saya memacu kuda besi ini, dikejauhan saya melihat ada razia sepeda motor. Saya lupa di daerah mana razia itu terjadi, yang jelas razianya ada di pinggir jembatan layang. Sebenarnya tidak akan menjadi masalah seandainya saya membawa lengkap semua perlengkapan berkendara. Namun kali ini saya sedang tidak beruntung, STNK dan SIM saya ada di mobil . .. Mati gue !!! kata saya dalam hati.

Dengan keadaan yang seperti itu , spontan saya meminta imung untuk bertukar posisi . Tetapi sialnya pertukaran itu ketahuan sama salah satu polisi yang sedang berjaga... ITU NGAPAIN!!! AYO MAJU!!! gertak nya. Saya cuma bisa nyegir kecut... "anjirr knpe juga tuh polisi ada disitu kagak kelihatan" gerutu saya lirih.

Ya akhirnya apa mau dikata kenalah kami razia. Teman-teman kami (saya dan imung ) sih sudah lolos razia.
Tetapi saya berkata pada polisinya... "pak tunggu lah sebentar STNK saya ada di mobil teman saya, sebentar lagi mereka muter balik pak"...
"loh seharusnya perlengkapan berkendara itu nempel di badan" ujar polisi itu sedikit mengintimidasi
"oh iya pak"... kapan-kapan saya pakein lem sekalian biar nempel kagak lepas-lepas... balas saya dengan becanda.
"ya sudah saya tungguin... tapi sini dulu kunci motornya, biar saya pegang"... kata  polisi mengalah.
Sembari turun dari motor , saya serahkan kunci motor kepada polisi tadi.

Sebenarnya ada sedikit keajaiban tadi waktu razia. Seharusnya SIM saya juga kena karena saya juga tidak membawa SIM. Tetapi imung dengan cerdas dan sigap menyerahkan SIM nya ke polisi. Entah karena wajah kami mirip, atau juga karena sedang gelap , atau mungkin juga mata polisinya yang rada error . Tanpa curiga dia percaya kalo itu SIM saya.. hahaha.

Ada juga sedikit insiden dengan polisi preman disitu. Insiden itu terjadi karena teman-teman saya yang memakai motor ternyata kembali menghampiri saya dan imung. Hal ini ternyata membuat risih polisi preman tersebut. (padahal mah polisi yang benerannya kagak nape-nape, dianya aja emang rada belagu pake bawa-bawa katana segala ... hahaha ).
Tanpa banyak bicara polisi preman tadi langsung membentak "NGAPAIN KALIAN DISINI?... UDAH SANA , SEPET SAYA LIAT MUKA KALIAN".
eh busyet dikata gw kagak sepet liat mukalu... kata saya tanpa suara. ya akhirnya teman-teman saya dengan tampang kesal beralih dari tempat saya dan imung berdiri.

Singkat cerita, setelah bermacam-macam kejadian tadi. Saya berhasil melewati razia. Kali ini dompet, saya kantongi untuk berjaga-jaga hehehe.

Setelah itu perjalanan berjalan lancar tanpa hambatan Hanya ketika kami memasuki daerah kediri ban saya bocor. Tapi masalah itu bisa segera diatasi, Di sini pulalah saya meminta imung untuk bertukar posisi. Karena ngantuk sepertinya mulai menguasai saya.

Motor terus melaju kencang di jalanan yang lenggang. Angin malam mulai membius saya, menawarkan kenikmatan untuk tertidur. Saya mencoba untuk tetap terjaga walaupun berat. Di tengah usaha saya untuk tetap terjaga ternyata malam memberikan saya halusinasi disepanjang jalan. Saya melihat dinosaurus-dinosaurus Zaman Triassic seperti T-rex, brontosaurus dan kawan-kawannya. Berkeliaran di pingir-pinggir jalan. Kaget memang saya, tetapi karena saya tidak dalam keadaan sadar seutuhnya saya masa bodo dengan itu, toh saya juga memang menyukai dinosaurus hehehe.

Yang tidak saya duga dan sadari adalah ternyata sang supir imung juga ngantuk. Ini menyebabkan kami berdua hampir saja jadi penyetan gara-gara hampir tergilas truk. Kejadiannya begitu cepat saya yang masih berhalusinasi kaget, mendengar suara klakson dan melihat sorot lampu jauh dari truk. Truk itu melaju dengan cepat ke arah kami. Beruntung imung segera tersadar dan berkelit pada saat yang tepat. Sejak saat itu kesadaran saya kembali, halusinasi saya tak kembali lagi, kantuk saya hilang. Memang shock terapi bener-bener tadi.

sesaat setelah kejadian tadi imung pun bercerita. Ternyata dia juga mengantuk dan berhalusinasi. Tetapi halusinasinya bukan dinosaurus seperti saya , dia berhalusinasi mengejar motor di depan kami tidak sampe-sampe. hadeuhh macam-macam saja hahaha.

Mendapat Teman Baru  

Waktu itu Saya sedang duduk-duduk di teras rumah Selpha, menikmati udara perdesaan. Lalu datanglah seorang wanita dengan rambut hitam memanjang, tubuh yang semampai tidak terlalu tinggi atau pendek, tidak terlalu gemuk atau kurus semuanya proposional , wajah yang enak dipandang walaupun make up agak  berlebihan menurut saya. Waktu itu yang ada difikiran saya adalah "ini siapanya selpha ya??".

Saat itu saya lupa apakah saya memperkenalkan diri ataukah diperkenalkan oleh selpha ke teman-teman. Tetapi yang jelas akhirnya kami mengetahui kalau dia bernama ike.

Ternyata ike adalah teman SMA nya selpha (silahkan di kroscek kalau salah ) dia akan bergabung dengan rombongan kami menuju pantai sanggar.

Saya jadi ingat sebuah pepatah tentang sebuah perjalanan begini bunyinya :
" perjalanan tidak hanya akan membuatmu mengetahui dunia tetapi dia juga akan membuat kamu mendapatkan keluarga baru "... itu terbukti di perjalanan ini.

Menuju Tujuan 

Saya lupa tepatnya pukul berapa kami berangkat dari rumah selpha menuju pantai sanggar. Mungkin sekitar jam 9 an waktu itu. Yah kami siap berangkat setelah semua keperluan sudah disiapkan. Selain itu kami mendapatkan rombongan baru selain selpha dan ike tadi, ada juga kakaknya selpha yang bernama andi. kami memanggilnya dengan embel-embel "mas" di depannya. Terus teman-teman kami yang satu jurusan dan satu kampus juga ikut dengan kami. Mereka adalah Fauzi, Fendi dan ewing. Kebetulan rumah mereka juga di tulungagung. Dengan tambahan rombongan ini konfigurasi tempat duduk di mobil dan motor harus di atur kembali.

Di perjalanan kami menyempatkan diri mampir ke Indomaret. Disana kami membeli logistik untuk keperluan di pantai. Rencananya kami akan bermalam dan mendirikan tenda disana.Beji yang bertugas sebagai EO nya membeli sekardus aqua 1L yang berisi 12 botol  dan sekardus mie. Saya sempat berfikir sebenarnya " apakah 12 botol mencukupi untuk minum 23 orang anak ditambah lagi buat merebus mie ?" teman-teman yang lainnya juga sudah memberitahu ke beji ini. Tetapi dia meyakinkan teman-teman bahwa ini sudah mencukupi. Tetapi saya yang tetap tidak yakin akhirnya membeli 2 botol aqua 1L lagi untuk berjaga-jaga juga beberapa makanan ringan, sekedar untuk mengisi tenaga nanti.

Selepas dari indomaret kami melanjutkan perjalanan. Tidak banyak cerita sebenarnya di perjalanan ini. Paling-paling hanya cerita tentang jalanan yang ternyata rusak , menanjak dan berkelok. Bagi kami yang mengendarai motor saja jalanan ini cukup berbahaya, apalagi untuk yang mengendaarai mobil. Di perlukan keahlian mengemudi yang tinggi untuk melewati jalan ini.

Ada sedikit cerita juga dari dalam mobil yang ditumpangi oleh tebo Ketika kami di SPBU mengisi bensin. Hanya mobil yang di tumpangi tebo yang tidak mengisi bensin. Usut punya usut ternyata si empunya mobil yang meyakinkan bahwa bensinya akan mencukupi sampai pantai nanti. Namun melihat jalanan yang demikian, membuat keyakinan tadi berubah menjadi keraguan. Tetapi pada akhirnya mobil bisa sampai tujuan tanpa kekurangan bensin. hahaha
  

Lotek,lotek,lotek 

Nongkrong di warung lotek
Satu setengah jam kami ada di jalanan. Akhirnya kami tiba di sebuah rumah. Di rumah inilah kami menitipkan motor-motor dan mobil-mobil kami. Di depan rumah itu terdapat warung yang nampaknya menyediakan makanan juga. Jika dianalogikan dengan naik gunung, tempat ini seperti pos pendakiannya.

Teman-teman yang lapar memesan makanan di warung tadi, entah apa namanya kalo di jawa timur dan jawa tengah. Tetapi bagi saya dan teman-teman yang berasal dari jawa bagian barat menyebut makanan itu dengan LOTEK. Makan dan minum disini tidaklah mahal seperti yang saya kira, malah bisa dikatakan muran. Seporsi lotek yang kalo dirumah saya bisa seharga Rp.7000,00 disini hanya Rp.3000,00. Segar sari susu soda yang biasanya saya beli dengan harga Rp.2000,00 disini hanya Rp.500,00. Murah bukan ???

Perjalanan dengan kaki

Dari sini perjalananan dilakukan dengan berjalan kaki. Karena itu saya tadi tidak makan, takut mual atau sudukan di jalan. Walaupun lapar saya tetap menahan diri.

Sapi-sapi
Pertama kali kami akan memulai perjalanan kami disambut oleh sapi-sapi yang melenguh. nampaknya sapi-sapi itu punya warga sekitar. Sampai di kandang sapi ini jalan masih landai . tetapi sesudahnya ternyata kita harus menapaki bukit sampai puncaknya untuk bisa terus melanjutkan perjalanan.

Tanjakan di bukit tadi nampaknya memakan korban pertamanya,ada diantara kami yang ternyata muntah-muntah karena habis makan sebelumnya. Saya sendiri tidak tahu detainya karena saya ada di barisan paling belakang bersama imung dan aini.

Pantai ngalur 

kepulan awan di pantai ngalur
Setelah satu jam berjalan kami semua akhirnya sampai di pantai ngalur. Awalnya saya pikir pantai ngalur ini adalah pantai sanggar. Namun mas andi memberitahukan bahwa ini bukanlah pantai sanggar tetapi ini pantai ngalur. Pantai sanggar yang kami tuju ada di timur pantai ngalur.

Kami mendirikan tenda di pantai ngalur ini. Pantai yang menakjubkan buat saya dengan anginnya yang berhembus sepoi, pasirnya yang putih dan samudra hindianya yang menantang. Kami setelah mendirikan tenda bermain-main dengan ombak-ombak yang bergulung-gulung kompak. Sungguh indah sore itu .

Pantai Impian (pantai sanggar)

Dreamland
Sedang asyik bermain. Tiba-tiba mas Andi mengajak kami ke pantai sanggar. Beberapa teman memilih untuk tetap tinggal dan berfikir besok pagi saja baru mereka ke sana. Tetapi saya, warin, wildan , selpha dan kurnia (saya rasa masih ada beberapa lagi yang ikut tetapi saya lupa hehehe) memilih ikut ajakan mas andi.

Kami berjalan menyusuri jalan ke pantai sanggar. Ternyata cukup dekat jaraknya dari pantai ngalur  tidak sampai 15 menit kami sudah sampai. Di pantai sanggar ternyata memiliki sumber air payau yang hangat. Sumber air payau cukup nikmat untuk dijadikan pembasuh tubuh yang bertaburan garam air laut.

Pantai sanggar ternyata memang indah. Entah ada berapa banyak lagi keindahan yang ada di tanah ini yang belum saya lihat. Sambil melihat cakrawala saya berkata "aku bersyukur terlahir dari tanah ini". 

bersatu dengan alam, memahami pencipta

Berfoto sebelum berjalan
Sebuah nama, Sebuah cerita


Para pembajak sawah

Cover album
Bidadari-bidadari air payau


meski letih, tak pernah berhenti untuk melangkah
Tempat untuk berteduh
foto terakhir sebelum melangkah pulang

sanggar beach

Penutup 

Ada banyak cerita disini, ada banyak kenangan disini namun tak mampu saya untuk menuliskan semuanya. Tentang malam yang berbintang, tentang laut yang beriak, tentang nada-nada yang berdendang di sunyinya alam, tentang romansa yang terukir, tentang persahabatan yang tak berakhir, tentang hidup yang difikirkan. Semuanya itu tak mampu saya tuliskan, biarkan saja menjadi kesan bagi kalian yang merasakan.

"jejak-jejak yang kita tinggalkan disini 
mungkin hilang tersapu ombak
Semua suara yang kita dendangkan 
di malam berbintang 
pasti hilang terbawa angin
tapi kawan tahukah engkau 
gaung mu tetap abadi disini"






Hanya 0,2 %

Rabu, 12 Juni 2013
Posted by Unknown
Pernakah kita berfikir???... sesungguhnya kita dan 99,8% penduduk dunia adalah orang miskin yang tidak pernah mempunyai uang. Hanya 0,2% dari kita yang benar-benar mempunyai uang. Kita selama ini telah dibodohi, diperbudak dan dipenjara oleh sebuah sistem. Tetapi kita tidak pernah menyadari itu. Sistem ini telah melenakan kita, dengan kemewahan yang kita punya. Namun layaknya sebuah bom waktu yang bisa saja meledak kapanpun , begitu juga sistem ini jika sewaktu-waktu kolaps, maka 99,8 % penduduk dunia akan terancam menjadi gelandangan semua. Yah sistem ini yang saat ini dinamakan sistem ekonomi dunia. 
Saya akan jelas kan bagaimana sistem ini bisa menghancurkan kita. Penjelasan ini saya sadur dari buku "masa lalu uang & masa depan dunia" terbitan pustaka pohon bodhi.  Saya rasa penjelasan di buku ini sudah cukup sederhana untuk menerangkan sistem ekonomi yang ada. Jadi saya tidak perlu menyederhanakannya lagi. 

Fabian sangat bahagia karena dia akan menyampaikan sebuah
pidato ke masyarakat besok. Dia selalu menginginkan kekayaan
dan kekuasaan dan sekarang impiannya akan segera menjadi
kenyataan. Dia adalah seorang tukang emas, mengukir emas
dan perak menjadi perhiasan, tetapi semakin lama semakin
tidak puas karena harus bekerja keras dalam hidupnya. Fabian
menginginkan kesenangan, dan juga tantangan, dan sekarang
rencana barunya siap untuk dimulai.

http://www.relfe.com/plus_5_indonesian_files/image002.gif 
Selama puluhan generasi, masyarakat terbiasa dengan sistem
perdagangan barter. Seseorang akan menghidupi keluarganya
dengan memproduksi semua yang mereka butuhkan ataupun
mengkhususkan diri dalam perdagangan produk tertentu.
Kelebihan dari yang dia produksi, akan dia tukarkan dengan
kelebihan barang lain yang diproduksi orang lain.
Pasar setiap hari ramai dan bersemangat, orang-orang
berteriak dan melambaikan dagangannya. Sebelumnya pasar
adalah tempat yang menyenangkan, tetapi sekarang jumlah
orang terlalu banyak, pertengkaran pun semakin banyak. Tidak
ada lagi waktu untuk ngobrol dan bercanda, sebuah sistem
yang lebih baik mulai diperlukan. 

 
Secara umum, orang-orang relatif bahagia, dan mereka
menikmati buah dari hasil kerja keras mereka.
Di setiap komunitas dibentuk sebuah pemerintahan yang
sederhana yang tugasnya menjaga agar kebebasan dan hak
setiap anggota masyarakat dilindungi dan untuk memastikan
bahwa tak seorang pun akan dipaksa untuk melakukan hal
yang tidak dia inginkan oleh siapapun juga.
 
INI ADALAH TUJUAN SATU-SATUNYA DARI PEMERINTAH
(GOVERNMENT) DAN SETIAP ANGGOTA PEMERINTAH DIPILIH
SECARA SUKARELA OLEH ANGGOTA KOMUNITAS YANG ADA.

Namun, ada masalah yang tidak bisa mereka selesaikan di
perdagangan pasar sehari-hari... Apakah sebelah pisau senilai
dengan dua keranjang jagung? Apakah seekor kerbau lebih
berharga dari seekor ayam...? Orang-orang menginginkan
sistem yang lebih baik.
Fabian mengiklankan diri kepada masyarakat, “Saya punya
solusi atas masalah barter yang kita alami, dan saya
mengundang kalian semua untuk sebuah pertemuan publik
besok harinya.”

Besok harinya orang-orang pun berkumpul di tengah kota dan
Fabian menjelaskan kepada mereka konsep tentang “uang”.
Masyarakat yang mendengarkan pidatonya terkesan dan ingin
mendengar lebih banyak.
 
“Emas yang saya produksi menjadi perhiasan adalah logam
yang luar biasa. Dia tidak akan berkarat, dan bisa bertahan
sangat lama. Saya akan membuat emas dalam bentuk koin dan
kita akan menyebut setiap koin dengan nama dolar”
Fabian menjelaskan konsep tentang nilai, dan bahwa “uang”
akan menjadi medium pertukaran barang, sebuah sistem yang
lebih baik daripada barter.
Salah satu dari anggota pemerintah bertanya “Tetapi orang
tertentu bisa menambang emas sendiri dan membuat koin
untuk diri mereka sendiri”

“Ini tidak boleh diterima” kata Fabian. “Hanya koin-koin yang
disetujui pemerintah yang boleh digunakan, dan kita akan
membuat stempel khusus di koin-koin tersebut.” Ini
kedengarannya masuk akal dan orang-orang pun mulai
menyarankan agar setiap orang mendapatkan sama banyak.
“Tetapi saya yang paling pantas mendapatkan lebih” kata si
pembuat lilin. “Tidak, saya lah yang berhak mendapatkan
lebih,” kata si petani. Dan pertengkaran pun dimulai.

Fabian membiarkan mereka bertengkar selama beberapa saat,
kemudian berkata, “Karena tidak ada kesepakatan di antara
kalian semua, biarlah saya yang menentukan angkanya buat
Anda. Tidak ada batasan berapa koin yang akan Anda dapatkan
dari saya, semua tergantung kemampuan Anda untuk
membayar. Semakin banyak yang Anda dapatkan, semakin
banyak yang harus Anda kembalikan tahun depan.”

“Lalu apa yang akan kamu dapatkan?” kata salah satu
pendengar.

“Karena saya yang menyediakan jasa ini, yaitu suplai uang,
maka saya berhak mendapatkan bayaran dari kerja kerasku.
Untuk setiap 100 koin yang Anda dapatkan dari saya, Anda
akan membayarkan kembali kepadaku sebanyak 105 koin
tahun depannya. 5 koin ini adalah bayaranku, dan saya akan
menyebutnya bunga.”

Kedengarannya tidak terlalu buruk, lagipula 5% sepertinya
tidak banyak. Maka orang-orang pun setuju. Mereka sepakat
untuk bertemu seminggu kemudian dan memulai sistem baru
ini.

Fabian tidak membuang waktu. Dia membuat koin emas siang
dan malam, dan seminggu kemudian dia pun siap dengan
koinnya. Orang-orang antri panjang di depan tokonya. Setelah
dicek dan disetujui oleh pemerintah, koin emas Fabian resmi
diedarkan. Sebagian orang hanya meminjam sedikit koin,
setelah itu mereka segera pergi ke pasar mencoba sistem baru
ini.
 
Masyarakat segera menyadari sisi baik dari sistem ini, dan
mereka pun mulai menilai harga setiap barang dengan koin
emas atau dolar. Orang-orang memberikan harga pada
dagangannya sesuai dengan usaha untuk memproduksi barang
tersebut. Barang yang mudah diproduksi harganya lebih
rendah, dan barang yang sulit diproduksi harganya lebih mahal.


 
Alan adalah seorang tukang jam. Satu-satunya di kotanya. Jam
yang dia buat sangatlah mahal, tetapi orang-orang bersedia
membayar untuk mendapatkan jam yang dia buat. Dan
kemudian ada seorang lain yang juga mulai membuat jam dan
menjualnya dengan harga yang lebih murah. Alan pun terpaksa
menurunkan harga jamnya. Kedua orang ini bersaing
memproduksi jam dengan kualitas terbaik dengan harga yang
lebih murah. Ini adalah asal muasal dari apa yang kita sebut
kompetisi.

 
Hal yang sama terjadi juga kepada para kontraktor, operator
transportasi, akuntan, petani, dan lainnya. Para pembeli selalu
memilih transaksi yang menurut mereka paling menguntungkan, 
mereka memiliki kebebasan untuk memilih.
Tidak ada perlindungan buatan semacam lisensi ataupun cukai
tarif untuk menghambat orang-orang memulai perdagangan.
Standar hidup masyarakat mulai meningkat, dan tak lama
kemudian orang-orang pun tidak bisa membayangkan sebuah
sistem perdangan tanpa uang.

Setahun kemudian, Fabian pun mulai mendatangi orang-orang
yang berhutang kepadanya. Orang-orang tertentu memiliki
koin emas lebih dari yang mereka pinjam, tetapi ini berarti ada
orang lainnya yang memiliki lebih sedikit dari yang mereka
pinjam, sebab jumlah koin yang dibuat pada awalnya memang
terbatas jumlahnya. Orang-orang yang memiliki koin lebih
membayar kepada Fabian dan juga 5% bunganya, tetapi
mereka kemudian meminjam lagi kepadanya untuk
melanjutkan sistem perdagangan di tahun mendatang.

 
Sebagian orang mulai menyadari untuk pertama kalinya seperti
apa rasanya hutang. Sebelum mereka bisa meminjam kembali
kepada Fabian, kali ini mereka harus menjaminkan aset-aset
kepadanya, dan mereka pun melanjutkan perdagangan selama
setahun mendatang, mencoba mendapatkan 5 koin lebih untuk
setiap 100 koin yang mereka pinjam dari Fabian.

Saat itu, belum ada seorang pun yang menyadari bahwa
seluruh masyarakat, sekalipun mengembalikan semua hutang
koin mereka, tetap tidak bisa melunasi hutang mereka kepada
Fabian, karena kelebihan 5% koin emas yang merupakan
kewajiban mereka tidak pernah diedarkan oleh Fabian. Tak
seorang pun selain Fabian yang mengetahui bahwa adalah hal
yang mustahil bagi masyarakat ini untuk bisa melunasi
hutang mereka bila ditambahkan dengan bunga, uang yang
tidak pernah dia edarkan.

Memang benar Fabian sendiri juga membuat koin untuk
dirinya sendiri dan koin ini akan beredar di masyarakat, namun
tidak mungkin dia sanggup mengkonsumsi 5% dari semua
barang di masyarakat.

Di dalam toko emasnya, Fabian memiliki sebuah ruang
penyimpanan yang sangat kuat, dan sebagian masyarakat
merasa lebih aman kalau menitipkan koin emas mereka
kepada Fabian untuk disimpan. Fabian akan menagih sejumlah
uang tertentu sebagai jasa penyimpanan untuk orang-orang
tersebut. Sebagai bukti atas deposit emas mereka, Fabian
memberikan mereka selembar kertas kwitansi.

 
Orang-orang yang membawa kwitansi dari Fabian ini bisa
menggunakan kertas ini untuk membeli barang sama halnya
seperti menggunakan koin emas. Dan lama-kelamaan kertas-
kertas ini beredar di masyarakat sebagai uang sama seperti
koin emas.

Tak lama kemudian, Fabian menemukan bahwa kebanyakan
orang tidak akan menukarkan kembali kwitansi deposit
mereka dengan koin emasnya.

Dia pun berpikir, “Saya memiliki semua emas di sini dan saya
masih juga bekerja sebagai tukang emas. Ini benar-benar tak
masuk akal. Ada ribuan orang di luar sana yang akan
membayarkan bunga kepada saya atas koin-koin emas yang
mereka titipkan kembali kepada saya yang bahkan tidak
mereka tukarkan kembali.”

Memang benar, emas-emas mereka bukan milikku, tetapi
emas-emas itu ada di dalam gudangku, dan itulah yang 
penting. Saya tidak perlu membuat koin sama sekali, saya bisa
menggunakan koin-koin yang dititipkan kepadaku.

Mulanya Fabian sangat hati-hati, dia hanya meminjamkan
sebagian kecil dari emas yang dititipkan orang kepadanya.
Lama-kelamaan, karena terbukti tidak ada masalah, dia pun
meminjamkan dalam jumlah yang lebih besar.

Suatu hari, seseorang mengajukan sebuah pinjaman yang
nilainya sangat besar. Fabian berkata kepadanya “daripada
membawa koin emas dalam jumlah sebesar itu, bagaimana
kalau saya menulis beberapa lembar kwitansi emas kepadamu
sebagai bukti depositmu kepadaku.” Orang itu pun setuju. Dia
mendapatkan hutang yang dia inginkan tetapi emasnya tetap
di gudang Fabian! Setelah orang itu pergi, Fabian pun
tersenyum, dia bisa meminjamkan emas kepada orang sambil
mempertahankan emas di gudangnya sendiri.

Baik teman, orang tak dikenal, maupun musuh, membutuhkan
uang untuk melanjutkan perdagangan mereka. Selama orang-
orang bisa memberikan jaminan, mereka bisa meminjam
sebanyak yang mereka butuhkan. Dengan hanya menuliskan
kwitansi, Fabian bisa meminjamkan emas-emasnya senilai
beberapa kali lipat dari yang sebenarnya dia miliki. Segalanya
akan baik-baik saja selama orang-orang tidak menukarkan
kwitansi deposit emas mereka kepada Fabian.

Fabian memiliki sebuah buku yang menunjukkan debit dan
kredit dari setiap orang. Bisnis simpan-pinjam ini benar-benar
sangat menguntungkan baginya.
 
Status sosial Fabian di masyarakat meningkat secepat
kekayaannya. Dia mulai menjadi orang penting, dia harus
dihormati. Di dunia finansial, kata-katanya adalah ibarat sabda
suci.

Tukang emas dari kota lain mulai penasaran tentang rahasia
Fabian dan suatu hari mereka pun mengunjunginya. Fabian
memberitahu apa yang dia lakukan, dan menekankan kepada
mereka pentingnya kerahasiaan dari sistem ini.

 
Seandainya skema ini terekspos, bisnis mereka pasti akan
ditutup, jadi mereka sepakat untuk menjaga kerahasiaan bisnis
ini.
Masing-masing tukang emas ini kembali ke kota mereka dan
menjalankan operasi seperti yang diajarkan oleh Fabian.

Orang-orang menerima kwitansi emas sama seperti emas itu
sendiri, dan banyak emas yang masyarakat pinjam yang akan
dititipkan kembali kepada Fabian. Ketika seorang pedagang
ingin membayar kepada pedagang lainnya, mereka bisa
menuliskan sebuah instruksi kepada Fabian untuk
memindahkan uang dari rekening mereka kepada rekening
lainnya, yang akan dilakukan oleh Fabian dengan mudah dalam
beberapa menit. Sistem ini menjadi sangat populer, dan kertas
instruksi ini pun mulai dikenal dengan sebutan “cek.”

Pada suatu malam, para tukang emas dari berbagai kota ini
mengadakan sebuah pertemuan rahasia dan Fabian
mengajukan sebuah rencana baru. Besok harinya mereka rapat
dengan pemerintah dan Fabian berkata, “Kertas kwitansi kami
telah menjadi sangat populer. Tak perlu diragukan, Anda para
wakil rakyat juga menggunakan mereka dan manfaatnya jelas-
jelas sangat memuaskan. Namun, sebagian kwitansi ini telah
dipalsukan oleh orang-orang. Hal ini harus dihentikan!”

Para anggota pemerintah pun mulai khawatir. “Apa yang bisa
kami lakukan? Tanya mereka. Jawaban Fabian “Pertama-tama,
adalah tugas dari pemerintah untuk mencetak uang kertas
dengan desain dan tinta yang unik, dan masing-masing uang
kertas ini harus ditandatangani oleh Gubernur. Kami para
tukang emas akan dengan senang hati membayar biaya cetak

ini, ini juga akan menghemat banyak waktu kami untuk
menulis kwitansi.” Para anggota pemerintah berpikir “Ya,
memang kewajiban kami untuk melindungi masyarakat dari
pemalsuan uang dan nasehat dari Fabian ini kedengarannya
memang masuk akal.” Dan mereka pun setuju untuk mencetak
uang kertas ini.

 
“Yang kedua”, kata Fabian, “sebagian orang juga pergi
menambang emas dan membuat koin emas mereka sendiri.
Saya menyarankan agar dibuat sebuah hukum agar setiap
orang yang menemukan emas harus menyerahkannya. Tentu
saja, mereka akan mendapat ganti rugi koin yang saya buat dan
uang kertas baru.”

Ide ini pun mulai dijalankan. Pemerintah mencetak uang kertas
baru dengan pecahan $1, $2, $5, $10, dan lainnya. Biaya cetak
yang rendah ini dibayarkan oleh parang tukang emas.

Uang kertas ini jauh lebih gampang untuk dibawa dan dalam
waktu singkat diterima oleh masyarakat. Namun, di luar faktor
kenyamanan, ternyata uang kertas dan koin emas yang
beredar hanyalah 10% dari nilai transaksi masyarakat.
Kenyataan perdagangan menunjukkan bahwa 90% nilai
transaksi dilakukan dengan cara pindah buku (cek).

Rencana berikut Fabian mulai berjalan. Sampai saat itu, orang-
orang membayar Fabian untuk menitipkan koin emas (uang)
mereka. Untuk menarik lebih banyak uang ke gudangnya,
Fabian akan membayar para depositor 3% bunga atas emas
titipan mereka.

 Kebanyakan orang mengira Fabian meminjamkan kembali uang
yang dititipkan kepadanya. Karena dia meminjamkan kepada
orang lain dengan bunga 5%, dan dia membayar para deposan
3%, maka keuntungan Fabian adalah 2%. Orang-orang pun
berpikir jauh lebih baik mendapatkan 3% daripada membayar
Fabian untuk menjaga emas (uang) mereka, dan mereka pun
tertarik.

Volume tabungan meningkat dengan cepat di gudang Fabian.
Dia bisa meminjamkan uang kertas $200, $300, $400, bahkan
sampai sampai $900 untuk setiap $100 yang dia dapatkan dari
deposan. Dia harus berhati-hati dengan ratio 9:1 ini, sebab
menurut pengalamannya, memang ada 1 dari setiap 9 orang
yang akan menarik emas mereka. Bila tidak ada cukup uang
saat diperlukan, masyarakat akan curiga.

Dengan demikian, untuk $900 dolar pinjaman yang diberikan
Fabian, dengan bunga 5% dia akan mendapatkan kembali $45.
Ketika pinjaman + bunga ini dilunasi, Fabian akan membatalkan
$900 di kolom debit pembukuannya dan sisa $45 ini adalah
miliknya. Dia dengan senang hati akan membayar bunga $3
untuk setiap $100 yang dititipkan deposan kepadanya. Artinya,
keuntungan riil dari Fabian adalah $42! Bukan $2 yang
dibayangkan kebanyakan orang. Para tukang emas di kota-kota
lain melakukan hal yang sama. Mereka menciptkaan kredit
(pinjaman) tanpa modal (emas) dan menagih bunga atas
pinjaman mereka.

Para tukang emas ini tidak lagi membuat koin emas,
pemerintahlah yang mencetak uang kertas dan koin dan
memberikannya kepada para tukang emas ini untuk
didistribusikan. Satu-satunya biaya Fabian adalah ongkos cetak
uang yang sangat murah. Di samping itu, dia juga menciptakan
kredit tanpa modal dan menagih bunga atas pinjaman barunya
ini. Kebanyakan orang mengira suplai uang adalah operasi dari
pemerintah. Mereka juga percaya bahwa Fabian meminjamkan
uang dari para deposan kepada peminjam baru, tetapi rasanya
agak heran mengapa orang lain bisa mendapatkan uang
padahal uang para deposan masih tetap tak berkurang.
Seandainya semua orang mencoba mengambil uang mereka
pada saat yang bersamaan, skema penipuan ini akan
terekspos.

Tak masalah bila sebuah pinjaman diajukan dalam bentuk uang
kertas atau koin. Fabian tinggal mengatakan kepada
pemerintah bahwa penduduk bertambah dan produksi baru
memerlukan uang baru, yang akan dia dapatkan dengan biaya
cetak yang sangat kecil.

Suatu hari seseorang pergi menemui Fabian. “Bunga yang Anda
tagih ini salah,” katanya. “Untuk setiap $100 yang Anda
pinjamkan, Anda meminta $105 sebagai kembalinya. $5
extra ini tidak mungkin bisa dibayarkan karena mereka
bahkan tidak eksis.

”Petani memproduksi makanan, industri memproduksi barang,
tetapi hanya Andalah yang memproduksi uang. Katakanlah
hanya ada dua pedagang di negara ini, dan semua orang
bekerja untuk salah satunya. Mereka masing-masing
meminjam $100. Setahun kemudian, mereka harus
mengembalikan masing-masing $105 kepada Anda (total
$210). Bila salah satu orang berhasil menjual habis
dagangannya dan mendapatkan $105, orang yang tersisa
hanya akan memiliki $95, dia masih berhutang $10 kepadamu,
dan tidak ada uang yang beredar untuk melunasi $10 ini
kecuali dia mengajukan pinjaman baru kepadamu. Sistem ini
bermasalah!”

 
“Untuk setiap $100 yang kamu pinjamkan, kamu seharusnya
mengedarkan $100 kepada sang peminjam dan $5 untuk kamu
belanjakan, jadi total uang yang beredar memungkinan si
peminjam untuk membayar”

Fabian mendengarkan dengan tenang dan menjawab, “Dunia
finansial adalah subjek yang rumit, anak muda, butuh waktu
bertahun-tahun untuk memahaminya. Biarkan saya saja yang
memikirkan masalah ini, dan kamu mengurus urusanmu saja.
Kamu harus belajar untuk menjadi lebih efisien, meningkatkan
produksimu, memotong ongkos pabrikmu dan menjadi
pengusaha yang lebih cerdas. Saya siap membantu untuk
urusan itu.”

Orang ini pun pergi meninggalkan Fabian, tetapi hatinya masih
juga bimbang. Sepertinya ada yang tidak beres dengan sistem
kerja Fabian, dan pertanyaan yang dia ajukan masih belum
dijawab.

Orang-orang menghormati Fabian dan kata-katanya. Dia
adalah pakar, orang yang tidak setuju dengannya pastilah
orang bodoh. Lihatlah betapa negara ini bertambah maju,
produksi kita juga terus bertumbuh, kehidupan kita sudah jauh
lebih baik.

Untuk menutup bunga dari uang yang mereka pinjam, para
pedagang dan pengusaha meninggikan harga dagangan
mereka. Karyawan senantiasa memprotes mereka dibayar
terlalu rendah dan pemilik perusahaan senantiasa menolak
membayar lebih. Petani tidak bisa mendapatkan harga jual
yang adil dari produk pertanian mereka. Para Ibu rumah tangga
terus merasa tidak puas karena harga barang di pasar dinilai
terlalu tinggi.

Pada suatu ketika, orang-orang akhirnya mulai berdemonstrasi,
hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebagian orang

tidak sanggup melunasi hutang mereka dan menjadi miskin.
Teman dan saudara mereka pun tidak sanggup untuk
menolong. Mereka lupa kekayaan yang sebenarnya masih
berlimpah di sekeliling mereka : tanah yang subur, hutan yang
kaya, mineral yang berlimpah dan juga ternak-ternak yang
sehat. Yang mereka pikirkan sepanjang hari adalah uang yang
rasanya selalu kurang. Mereka tidak pernah bertanya tentang
sistem. Mereka percaya pemerintahlah yang sedang
menjalankan sistem ini.

Sebagian kecil orang di masyarakat yang kelebihan uang mulai
membentuk perusahaan mereka sendiri untuk meminjamkan
uang mereka. Mereka menagih bunga 6% atas uang mereka,
lebih baik dari 3% yang ditawarkan oleh Fabian. Namun orang-
orang ini meminjamkan uang mereka sendiri, tidak seperti
Fabian yang bisa meminjamkan uang / menciptakan kredit
tanpa modal.

Perusahaan-perusahaan pembiayaan ini tetap membuat
khawatir Fabian dan kawan-kawannya, jadi mereka pun
membentuk perusahaan pembiayaan mereka sendiri. Dalam
kebanyakan kasus, mereka membeli perusahaan-perusahaan
pembiayaan saingan mereka tersebut. Pada akhirnya, semua
perusahaan pembiayaan dimiliki ataupun dalam kendali
mereka.

Situasi ekonomi terus memburuk. Para pegawai mulai yakin
bos mereka mendapatkan terlalu banyak keuntungan. Pemilik
perusahaan pun menilai pegawainya terlalu malas dan tidak
cukup bekerja keras. Semua orang mulai menyalahkan orang
lain. Pemerintah bingung bagaimana menyelesaikan masalah

Pemerintah pun memulai sebuah program sosial dan memaksa
anggota masyarakat untuk membayar sistem ini. Hal ini
membuat marah sebagian orang, mereka percaya kepada
gagasan lama bahwa membantu orang seharusnya adalah
usaha suka rela, bukan paksaan.

“Peraturan ini adalah perampokan yang dilegalkan. Mengambil
sesuatu dari seseorang, dengan menentang keinginan dari
orang yang bersangkutan, apapun tujuannya, tidaklah berbeda
dengan mencuri darinya.”

Namun orang-orang tak berdaya karena bila tidak membayar
mereka akan dimasukkan ke dalam penjara. Program sosial ini
selama beberapa waktu memang membantu keadaan, tetapi
tak lama kemudian masalah kemiskinan muncul kembali dan

 uang yang diperlukan untuk menjalankan sistem ini pun terus
bertambah. Ongkos sosial terus meningkat, demikian juga
dengan skala pemerintahan.

Kebanyakan wakil rakyat adalah orang-orang yang tulus
melakukan pekerjaan mereka dengan benar. Mereka pun tidak
menyukai gagasan terus-menerus meminta uang dari
masyarakat. Akhirnya, mereka mencari pinjaman dari Fabian
dan kawan-kawannya. Mereka bahkan tidak mengetahui
bagaimana mereka bisa membayar. Orang tua mulai tidak
sanggup membayar biaya sekolah anak-anaknya. Sebagian
orang tidak sanggup membayar biaya dokter dan obat-obatan.
Operator transportasi pun mulai gulung tikar.

Satu demi satu usaha diambil alih pemerintah. Guru, dokter,
dan banyak pekerjaan lainnya mulai menjadi tanggung jawab
pemerintah.
Tidak banyak orang yang mendapatkan kepuasan di
pekerjaannya. Mereka dibayar gaji yang wajar, tetapi
kehilangan jati diri. Mereka menjadi budak dari sebuah sistem.

Tidak banyak ruang untuk inisiatif, sedikit penghargaan atas
usaha pribadi, pendapatan mereka relatif tetap dan naik
pangkat terjadi hanya kalau atasan mereka pensiun ataupun
mati.

Di tengah keputusasaan, pemerintah akhirnya meminta
nasehat dari Fabian. Mereka menganggapnya sebagai orang
bijak dan selalu memiliki solusi atas permasalahan uang. Fabian
mendengar keluhan dari pemerintah dan akhirnya menjawab,
“Banyak orang yang tidak bisa menyelesaikan persoalan
mereka, mereka membutuhkan orang lain untuk
melakukannya. Tentu Anda setuju bahwa semua orang berhak
atas kebahagiaan dan berhak atas semua kebutuhan pokok
mereka bukan? Satu-satunya cara untuk menyeimbangkan
situasi adalah mengambil dari yang kaya dan memberikan
kepada yang miskin. Kenalkan sebuah sistem baru yaitu pajak.
Semakin banyak kekayaan seseorang, semakin banyak dia
harus membayar pajak. Sekolah dan rumah sakit seharusnya
gratis bagi mereka yang tidak sanggup membayar...”
 
Selesai memberikan nasehat, Fabian pun tidak lupa
mengingatkan pemerintah, “Hm, jangan lupa Anda masih
berhutang kepada saya. Tetapi baiklah, saya akan membantu
Anda. Sekarang Anda hanya perlu membayar bunga kepada
saya, Anda bisa menunda pembayaran hutang pokok kepada
saya.”

Pemerintah mempercayai Fabian, dan mereka pun segera
memperkenalkan pajak penghasilan, semakin banyak yang
Anda dapatkan, semakin tinggi pajak yang Anda bayarkan. Tak
seorang pun anggota masyarakat yang setuju. Namun, sama
seperti sebelumnya, mereka harus membayar atau masuk
penjara.

Pedagang lagi-lagi harus menaikkan harga jual barangnya. Para
pegawai kembali menuntut kenaikan gaji, bisnis-bisnis mulai
gulung tikar, ataupun mulai mengganti tenaga manusia dengan
mesin. Siklus ini berulang-ulang dan memaksa pemerintah
memperkenalkan berbagai skema-skema sosial lainnya.
 Pengaturan tarif dan perlindungan mulai diterapkan untuk
menyelamatkan industri-industri tertentu dari kebangkrutan

dan menyediakan lapangan kerja. Sebagian orang mulai
bertanya-tanya apakah tujuan dari kegiatan produksi ekonomi
adalah untuk memproduksi barang atau hanya untuk
menyediakan lapangan kerja.

   
Seiring memburuknya keadaan, orang-orang mulai
mengendalikan upah pegawai, kontrol biaya, dan segala
macam kontrol-kontrol lainnya. Pemerintah pun berupaya
mendapatkan lebih banyak uang lewat pajak penjualan, pajak
penghasilan, dan pajak-pajak yang lain. Sebagian orang mulai
memperhatikan bahwa sejak petani menaman padi sampai
beras sampai ke tangan Ibu rumah tangga, ada lebih dari 50
jenis pajak yang sudah dibayarkan.


“Pakar” mulai muncul dan sebagian mulai terpilih untuk
bekerja di pemerintahan, namun tahun demi tahun berlalu dan
mereka tidak berhasil menyelesaikan permasalahan apapun,
kecuali bahwa pajak perlu “disesuaikan” yang mana dalam
kebanyakan kasus artinya harus dinaikkan.


Fabian mulai menuntut pembayaran atas bunga pinjamannya,
dan semakin lama semakin banyak porsi pajak yang digunakan
untuk membayar kepadanya.
Kemudian mulai muncul apa yang disebut dengan partai
politik, orang-orang di masyarakat mulai berargumentasi partai
mana yang orang-orangnya bisa menyelesaikan permasalahan
mereka. Mereka mulai bertengkar mengenai personalitas,
idealisme, lambang partai dan berbagai hal lainnya kecuali asal
muasal permasalahan mereka.




Di kota tertentu, bunga pinjaman yang harus dibayar sudah
melebihi total penerimaan pajak tahunan yang bisa dikumpulkan. 

Bunga-bunga baru pun mulai diperhitungkan
atas bunga yang belum dibayarkan.


Secara perlahan-lahan kekayaan riil dari negara mulai
berpindah tangan ke Fabian dan kawan-kawannya dan mereka
memiliki kendali yang semakin lama semakin besar atas
kehidupan masyarakat. Namun, pengendalian mereka belum
selesai. Mereka menyadari bahwa situasi tidak akan benar-
benar aman sebelum semua orang berhasil dikendalikan.
Kebanyakan orang yang menentang sistem ini bisa dibuat diam
dengan tekanan finansial, ataupun dengan ejekan publik.
Untuk melakukan ini Fabian dan kawan-kawan membeli
kepemilikan dari semua koran, TV, dan radio dan menyeleksi
orang-orang apa yang boleh bekerja di dalamnya. Kebanyakan
dari orang-orang ini sebenarnya benar-benar ingin
memperbaiki keadaan, tetapi mereka tidak menyadari
bagaimana mereka sedang diperalat. Solusi mereka selalu
terarah kepada akibat dari masalah, bukan penyebab dari
masalah.


Ada bermacam-macam surat kabar, satu untuk sayap kanan,
satu untuk sayap kiri, satu untuk kelas pekerja, satu untuk
kaum pengusaha, dan seterusnya. Tidak masalah koran yang
mana yang Anda percayai, selama Anda tidak memikirkan
penyebab awal dari permasalahan.
Rencana Fabian sudah hampir selesai, seluruh negara saat ini
berhutang kepadanya. Melalui pendidikan dan media, dia
mengendalikan pikiran masyarakat. Orang-orang hanya akan
berpikir sejauh yang dia inginkan.



Setelah seseorang memiliki jauh lebih banyak uang dari yang
sanggup dia gunakan, apa lagi yang akan menyenangkan
hatinya? Bagi mereka yang memiliki mentalitas menguasai,
jawabannya adalah kekuasaan, kekuasaan mutlak atas
kemanusiaan.
Kebanyakan tukang emas akhirnya mengarah ke sana. Mereka
mengetahui rasanya kaya raya, dan perasaan itu tidak lagi
cukup untuk memuaskan mereka. Mereka membutuhkan
tantangan dan kesenangan baru, dan kekuasaan atas massa
adalah permainan berikut.


Mereka percaya mereka adalah kelompok superior atas
lainnya. “Adalah hak dan kewajiban kami untuk mengatur.
Masyarakat tidak tahu apa yang baik untuk mereka. Mereka
perlu dikendalikan dan diatur. Mengatur adalah takdir dari
kami.”
Di seluruh penjuru negeri, Fabian dan kawan-kawan memiliki
banyak perusahaan pembiayaan. Memang, masing-masing
perusahaan dimiliki secara pribadi. Secara teori mereka adalah
saingan masing-masing. Namun, kenyataan yang sebenarnya
adalah mereka semua saling bekerja sama dengan seksama.
Setelah berhasil membujuk pemerintah, mereka mendirikan
sebuah institusi yang mereka sebut dengan Bank Sentral.
Mereka bahkan tidak perlu mengeluarkan modal untuk
mendirikannya, mereka menciptakan kredit dengan
menggunakan uang deposit masyarakat.

 
Institusi ini tampak sebagai badan yang meregulasikan suplai
uang dan merupakan bagian dari pemerintah. Tetapi anehnya,

tidak ada wakil pemerintah yang diizinkan untuk duduk di
badan Direktur di dalamnya.
Pemerintah tidak lagi meminjam secara langsung dari Fabian,
pemerintah sekarang meminjam dengan cara menerbitkan
surat hutang kepada Bank Sentral. Jaminan dari surat hutang
ini adalah penerimaan pajak tahun berikut. Ini adalah bagian
dari rencana Fabian, menyingkirkan kecurigaan orang
kepadanya dengan membuat kesan seolah-olah suplai uang
dikendalikan oleh pemerintah. Kenyataannya, di balik layar,
dialah yang memegang kendali.
Secara tidak langsung, dialah yang mengendalikan pemerintah.
Tidak penting siapa yang terpilih sebagai wakil rakyat di
pemerintahan. Fabianlah yang memegang kendali atas uang,
darah dan nyawa dari perdagangan sebuah bangsa.
Pemerintah selalu mendapatkan uang yang mereka inginkan,
tetapi bunga selalu dikenakan pada setiap pinjaman. Semakin
lama semakin banyak orang yang memerlukan bantuan sosial
pemerintah, dan tak lama kemudian pemerintah sadar bahwa
mereka kesulitan bahkan hanya untuk membayar bunga saja,
apalagi hutang pokok.
Sebagian orang mulai bertanya, “Uang adalah sistem yang
diciptakan manusia. Bukankah seharusnya sistem ini bisa
diubah agar uang menjadi pelayan, bukan sebaliknya?” Namun
semakin lama jumlah orang-orang ini semakin sedikit dan suara
mereka hilang di tengah sebuah masyarakat yang tidak lagi
peduli.


Pemerintahan berubah, partai yang berkuasa juga bisa
berubah, namun kebijakan utama tidak. Tidak masalah siapa
yang menjadi pemerintah, rencana besar Fabian semakin lama
semakin mendekati kenyataan dari tahun ke tahun. Kebijakan
pemerintah tidak lagi ada artinya. Rakyat mulai dikenai pajak
mendekati ambang batas mereka, mereka tidak lagi sanggup
membayar. Waktunya sudah hampir matang bagi Fabian untuk
aksi finalnya.
10% dari suplai uang masih dalam bentuk uang kertas dan
koin. Ini harus dimusnahkan sama sekali tetapi tidak boleh
menimbulkan kecurigaan publik. Selama masyarakat masih
memiliki uang (kertas maupun koin), mereka bebas untuk
membeli dan menjual sesuka hati mereka, mereka masih
memiliki sedikit kontrol atas kehidupan mereka.

 
Tidaklah selalu nyaman untuk membawa uang tunai dan
koin. Cek juga tidak bisa diterima bila sudah keluar dari

sebuah komunitas tertentu. Oleh karena itu, sebuah sistem
yang lebih baru perlu dipikirkan. Sekali lagi Fabian
memiliki jawabannya. Organisasinya akan menerbitkan
sebuah kartu plastik yang memiliki data pemegangnya:
nama, foto, dan nomor penduduk.

 
Saat kartu ini akan digunakan, pedagang akan
menyambungkan komputernya untuk mengecek kredit dari
kartu tersebut. Seandainya tidak ada masalah, pemegang kartu
ini boleh membeli barang seharga limit tertentu.
Awalnya orang akan diizinkan untuk berhutang sedikit.
Seandainya uang ini dibayarkan dalam sebulan, maka tidak ada
bunga yang perlu dibayarkan. Ini tidak masalah untuk kelas
pegawai, tetapi bagaimana ini bisa berlaku juga untuk para
pedagang dan pengusaha? Mereka harus mempersiapkan
mesin-mesin, kemudian menjalankan proses manufaktur dari
barang yang akan mereka produksi, membayar gaji pegawai,
menjual barang dagangannya dan membayar kembali hutang

 mereka. Bila melewati satu bulan, mereka akan dikenai bunga
1.5% per bulan dari nilai hutang mereka. Total 18% setahun.
Pengusaha tidak memiliki jalan lain selain menambahkan 18%
ke dalam nilai jual dagangan mereka. Namun kelebihan uang /
kredit (18%) ini tidak pernah dipinjamkan kepada siapapun. Di
seluruh negeri, para pengusaha disuruh menjalani misi
mustahil untuk membayar kembali $118 untuk setiap $100
yang mereka pinjam, tetapi kelebihan $18 ini tidak pernah
diedarkan oleh Bank sejak awal.
Namun Fabian dan kawan-kawan menikmati status yang
semakin penting di masyarakat. Mereka menjadi orang-orang
penting yang terhormat. Pengumuman dan pendapat mereka
tentang finansial dan ekonomi bahkan bisa disetarakan dengan
sabda suci spiritual.
Di bawah beban bunga yang terus bertambah, banyak
perusahaan kecil menengah yang mulai bangkrut. Lisensi-
lisensi khusus diperlukan untuk menjalankan operasi-operasi
tertentu, jadi perusahaan-perusahaan yang tersisa memiliki
semakin banyak hambatan dalam berusaha. Fabian memiliki
dan mengendalikan semua perusahaan besar beserta ratusan
anak perusahaan mereka. Perusahaan-perusahaan itu tampak
seperti saingan satu sama lain, tetapi dialah yang ada di balik
semua perusahaan itu. Para kompetitor perlahan-lahan
dipaksa gulung tikar. Tukang kayu, konstruksi, listrik dan
industri-industri kecil menengah menjalani takdir yang sama,
dibeli oleh perusahaan raksasa milik Fabian yang memiliki
proteksi dan perlakuan khusus dari pemerintah.


Fabian menginkan kartu plastik ini untuk menggantikan semua
uang kertas dan koin. Rencananya adalah saat semua uang
kertas dan koin ditarik, hanya bisnis yang menggunakan kartu
komputerlah yang akan beroperasi.
Dia mengetahui bahwa suatu ketika orang-orang akan
kehilangan kartu mereka dan tidak bisa membeli ataupun
menjual sebelum identitas mereka bisa dibuktikan. Dia ingin
agar dibuatkan sebuah hukum : sebuah hukum yang
mengharuskan semua orang untuk memiliki sebuah nomor
identifikasi yang ditato di dalam tangan mereka. Nomor ini
cuma akan terlihat dengan sinar tertentu, yang dihubungkan
dengan komputer. Setiap komputer akan dihubungkan dengan
sebuah komputer pusat yang memungkinan Fabian
mengetahui segala transaksi mengenai semua orang...


Sekelumit cerita di atas tentulah sebuah fiksi akan tetapi sangat-sangat baik sekali menggambarkan bagaimana awal mula sistem ekonomi yang sekarang ini terlahir dan bagaimana sistem ekonomi yang ada sekarang membelenggu diri kita.
Semoga denga cerita di atas bisa sedikit membuka mata dan fikiran kita tentang gambaran dunia yang sebenarnya.