Laman

Entri Populer

Unknown On Rabu, 05 Agustus 2015

Apakah itu kehilangan ?

Kehilangan, kata yang sepertinya menakutkan untuk sebagian besar orang. Kata yang sepertinya selalu menawarkan kesedihan di setiap hurufnya. Kata yang sepertinya setiap manusia enggan berjumpa dengannya. "Bagaimana denganku ? "entahlah, aku sudah kehilangan rasa.

Aku sudah tidak bisa merasakan apa-apa sejak sepuluh tahun yang lalu. Sudah lupa dengan yang namanya perasaan. Untukku saat ini kehidupan adalah sesuatu yang membosankan, mungkin lebih baik mati saja bagiku atau sekalian saja meminta kepada tuhan agar disegerakan kiamat. Itu juga kalau tuhan itu ada.

Semenjak kejadian itu selain kehilangan perasaan, sepertinya iman ku juga ikut terkikis habis. Benar-benar tak ada yang tersisa dari diriku. Hanya jasad yg kian melapuk dan otak yang tak lagi waras. Tanpa jiwa, tak ada perasaan.

Kenapa ? , kalian ingin tahu kejadian apa di sepuluh tahun lalu itu ?. Ternyata kalian tidak beda jauh dengan manusia kebanyakan, selalu ingin tahu saja dengan yang bukan menjadi urusan kalian. Tapi tidak apa-apa, aku tidak berkeberatan berbagi dengan kalian. Walau menimbulkan trauma untukku tapi semoga bisa menjadi pelajaran untuk kalian.

Semua berawal dari sepuluh tahun yang lalu. Sebuah sejarah yang paling kelam untuk diriku. Yang seharusnya sudah kubuang jauh-jauh, kulupakan, kurobek-robek tak berbekas menjadi bagian dari sampah masa lalu.

Sepuluh tahun lalu aku masih seorang gadis mungil lucu berumur enam tahun dari keluarga yang sederhana. Ayahku adalah seorang anggota KPK dan ibuku adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Sampai saat itu keluargaku adalah keluarga yang bahagia. Setidaknya aku masih bisa merasa.

Hari-hari berjalan normal untukku. Aku bersekolah, bermain, makan , tidur dan sesekali berlibur bersama keluargaku. Benar-benar sangat normal, tak ada perbedaan dengan anak kebanyakan. Sampai tiba pada suatu sore di hari rabu bulan desember tahun 2005, aku masih ingat dengan persis waktunya. Peristiwa itu terjadi.


"Ereeen !!!" ... dengan tergesa ibukku memanggilku ke dalam kamar

"Cepat sembunyi nak !!! ", belum sempat aku menjawab ibuku sudah berbicara lagi dengan wajah penuh ketakutan dan kepanikan.


Aku yang masih bingung tak tahu apa yang terjadi, menurut saja pada ibuku. Ku masuki lemari pakaianku yang cukup besar untuk dijadikan tempat persembunyian.

"Door !!!" , tiba-tiba terdengar suara ledakan dari lantai bawah rumah ku, yang sepertinya adalah suara pistol. Keheranan ku berganti dengan ketakutan. Di dalam lemari aku tak berani mengintip ke luar melihat keadaan. Hanya diam meringkuk ketakutan di lemari yang pengap. 

Aku tak tahu apa yg sebenarnya terjadi. Aku ingin menangis namun aku tahan, takut tempat persembunyian ku ketahuan. Dari dalam lemari aku mendengar suara-suara langkah kaki yang sangat banyak. Terdengar juga suara barang-barang yang dibanting dan orang yang berteriak-teriak. Yang tak jelas apa yg di teriakan.

"Brakkk !!!" , Terdengar suara sesuatu terbanting. Aku terkaget sesaat mendengarnya. Suara itu begitu dekat dengan tempatku bersembunyi. Sepertinya itu tadi adalah suara pintu kamarku yang di buka dengan paksa.

"Disini masih ada orang bos",  terdengar suara seseorang tak lama setelah pintu di dobrak. Dari suaranya yang berat aku kira itu suara seorang laki-laki.

Ketakutan ku semakin menjadi ketika banyak suara langkah kaki yang memasuki kamarku. Aku takut tempat persembunyian ini ketahuan. Dalam ketakutan itu aku teringat ibuku. Benar, "ibukku masih di luar", kepanikan mulai menguasaiku. Pikiranku bertanya apakah ia akan baik-baik saja ?.

Pada akhirnya aku memberanikan mengintip keluar. Aku buka pintu lemari perlahan, sampai kira-kira mataku cukup untuk melihat keluar. Di luar aku melihat ibuku sedang dipegangi kedua tanganya oleh dua orang laki-laki berpakaian preman. Mereka di kelilingi oleh empat orang yang juga berpakaian preman dan satu orang berpakaian necis lengkap dengan jas hitam dan dasinya sedang bertatap muka dengan ibukku.

Dengan kasar laki-laki berpakaian necis tadi mencengkeram mulut ibukku kemudian berkata "udah gua bilang ke suami lu itu jangan macem-macem sama gua, eh tetep aja masih nyolot dia"...

"udah gua bilang jangan sekali-kali nyelidikin gua"

" gua juga nawarin duit berapapun yang dia mau"

"tapi suami lu yang BEGOO itu menolaknya mentah-mentah "

"suami lu yang SOK SUCIII itu mengacuhkannya"

"Sekarang dia tahu apa akibatnya kalau macem-macem sama gua, pecah kepalanya sudah"

Dunia ku runtuh seketika mendengar perkataan lelaki itu. Seandainya aku punya kekuatan, sudah kucabik-cabik wajah nya saat itu juga karena telah berani-beraninya membunuh ayahku. Tapi aku ketika itu hanyalah seorang gadis kecil yang bisa menahan tangisnya saja.

Aku melihat ibuku diam saja tak melakukan perlawanan apapun. Wajahnya terlihat lesu dan suram. Sedangkan lelaki necis tadi masih saja berbicara tak beraturan. Sampai suatu ketika ibuku meludahi wajahnya. Tak terima laki-laki itu menampar ibuku, menjambak rambutnya, membantingnya ke tembok, sampai-sampai wajah ibuku penuh dengan luka-luka. Setelah puas menganiaya ibuku, Dia hanya bilang satu kata pada anak buahnya "Garap".

Setelahnya adalah kejadian yang tak pernah kau duga sebelumnya. Peristiwa yang sangat menjijikan, memilukan dan sangat biadab. Mereka menelanjangi ibuku kemudian memerkosanya secara bergiliran lalu membunuhnya. Aku mengutuk diriku saat itu yang hanya bisa melihat dan menangis tanpa suara. Rasanya aku sangat tak berdaya.

Singkat cerita setelah semua serangkaian cerita tadi, Aku kembali meringkuk di dalam lemari pakaian terus menangis tanpa suara. Sampai polisi datang ke rumahku dan menemukan aku. Sayangnya ketika mereka tiba para pembunuh tadi sudah tidak berjejak lagi.

Nasib ku setelah itu lebih memilukan lagi. Oleh polisi aku di serahkan kepada panti asuhan. Di panti asuhan ini aku hanya bertahan tiga tahun karena kemudian aku diadopsi oleh sebuah keluarga yang kaya raya tapi tak memiliki keturunan. empat tahun aku hidup dengan keluarga itu, Tidak pernah dianggap sebagai seorang manusia. Berbagai kekerasan aku alami terutama oleh ayah angkatku. Puncaknya adalah ketika umurku tiga belas tahun. Aku mengalami apa yang di alami oleh ibukku, tetapi kali ini ayah angkatku yang melakukannya. Sejak saat itu aku mulai kehilangan perasaan dan kewarasanku. Tak ingat apapun lagi, hanya kebisuan dan keheningan yang ada padaku.

Dan sekarang aku disini, di atas kasur tidurku dengan tangan dan kaki terikat. Aku sekarang disini terkurung di sebuah tempat yang katanya untuk orang-orang yang kehilangan kewarasannya. Termasuk diriku yang sudah kehilangan segalanya.

Demikianlah ceritaku, apakah kalian sudah mengerti arti kehilangan ? . 




"Rasa kehilangan hanya akan ada
jika kau pernah merasa memilikinya"
-memiliki kehilangan (letto)-