Laman

Entri Populer

Unknown On Senin, 03 Agustus 2015

Sering kali kita berdagang dengan tuhan. Menghitung-hitung pahala dan dosa seperti mengkalkulasikan laba dan rugi. Saat saya memberi sekian maka tuhan akan memberi saya sekian. Bahkan seperti sudah di rumus bakukan dengan x-y = 700x 

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan itu. Tapi kok ya rasa-rasanya tidak etis berhitung-hitung kepada tuhan yang telah mencipakan manusia dengan kasih sayangnya. Seperti menjadi makhluk yang tidak punya rasa terima kasih

Kita ini sepertinya sudah kehilangan rasa sungkan kepada tuhan. Padahal kepada manusia saja kita masih sering sungkan. Untungnya tuhan itu selain as-shabbur maha sabar, juga maha memaklumi. Jadi dia pasti bisa memaklumi segala kekurang ajaran kita. Termasuk kekurang ajaran kita mengkapitalisasi kan sedekah.

Saat bersedekah seringnya kita berhitung, masih lebih baik jika berhitungnya adalah pahala. Terkadang yang kita hitung adalah keuntungan materil duniawi. Ketika saya menyedekahkan sepuluh ribu rupiah dari dua puluh ribu uang saya, maka saya akan mendapatkan tujuh ratus kali sepuluh ribu rupiah dari tuhan. Sesuai dengan rumus x-y = 700x. 

Sekali lagi itu juga tidak salah sama sekali. Saya yakin tuhan akan memakluminya bahkan mengabulkan segala kalkulasi kita. Tetapi menurut saya, mbok ya kalau berbuat baik ya berbuat saja, sedekah ya sedekah saja, jangan di embel-embeli dengan rumus ala ekonomi kapitalis. Yang bisa mengurangi niat dan ketulusan kita.Seperti saat bekerja ya bekerja saja jangan memikirkan untung rugi. Berbicara itu ketika negoisasi awal saja. Selebihnya adalah pelayanan yang baik untuk semua.